Influencer Monique Hardjoko Bahas Jarak Generasi Muda dengan Wastra Nusantara, Apa Katanya?

Influencer Monique Hardjoko mengoleksi ratusan wastra Nusantara. Ia ingin generasi muda tak berjarak dengan kain tradisional Indonesia.

oleh Wayan Diananto diperbarui 14 Feb 2022, 05:30 WIB
Influencer Monique Hardjoko. (Foto: Dok. Instagram @moniquehardjoko)

Liputan6.com, Jakarta Influencer Monique Hardjoko makin getol menyuarakan cinta wastra Nusantara atau kain tradisional ke generasi muda. Menurutnya, tiap lembar wastra punya cerita dan makna. Secara umum motifnya tentang peradaban, perjalanan historis Indonesia, dan nasihat leluhur.

Ada pula yang membahas kearifkan lokal hingga cerminan Pancasila. Semua kain tradisional unik. Yang paling menarik bagi Monique Hardjoko, wastra Nusa Tenggara yang secara umum bermakna karakter dan hubungan antarmanusia, maupun manusia dengan alam.

Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com via telepon, Minggu (12/2/2022), Monique Hardjoko mengakui saat ini wastra Nusantara masih berjarak dengan generasi muda. Ini karena minim wawasan dan inspirasi, sehingga kain tradisional identik dengan tua, pakem dan sakral.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Tren Fesyen

Influencer Monique Hardjoko. (Dok. Koleksi Pribadi)

“Padahal selama bukan khusus untuk ritual adat, semua wastra bisa dipakai siapa saja dan dibuat dengan gaya modern mengikuti tren fesyen. Bahkan bisa dikombinasikan untuk sehari-hari. Tantangannya, kreativitas gaya wastra harus terus dipopulerkan,” katanya.

Tahun ini, Monique Hardjoko konsisten menjaga wastra Nusantara dengan cara sederhana seperti memakai tiap hari dengan gaya kekinian, menjadi konten kreator, influencer dan promoter wastra. Ia tetap berkreasi dengan wastra lalu mengunggahnya di medsos.


Bantu Pengrajin

Influencer Monique Hardjoko. (Foto: Dok. Instagram @moniquehardjoko)

“Lewat komunitas Rasa Wastra, kami terus membantu para pengrajin atau local maker dengan mempromosikan mahakarya wastra Nusantara secara modern,” ujar Monique Hardjoko yang memiliki ratusan batik, tenun, songket, lurik, hingga jumputan dari Aceh hingga Papua.

Ke depan, ia ingin mengoleksi lebih banyak kain dari Sumatra khususnya songket. Di sisi lain, Monique Hardjoko menyimpan sebuah keresahan yakni, masih banyak generasi muda yang menilai harga wastra Nusantara enggak ramah di kantong.

 


Lebih Pendek

Monique Hardjoko dalam gelar wicara "Cerita Rasa Wastra" ajang Adi Wastra Nusantara yang digelar di Jakarta, baru-baru ini. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi)

Soal ini, Monique Hardjoko mengulas, harga wastra mahal bahkan terkesan premium karena kelangkaan, umur kain, kompleksitas motif, dan teknik pewarmaan. Banyak wastra dengan harga terjangkau misalnya tenun ATBM dengan warna sintetis, batik cap, lurik dan jumputan.

“Proses pembuatannya lebih pendek namun tetap dibuat dengan tangan. Tips-nya selalu cari tahu dari banyak sumber, adopsi atau beli langsung dari pengrajin. Komunitas Rasa Wastra juga merekomendasikan wastra dengan harga ramah buat anak muda,” ia menambahkan.


Batik Lasem

Influencer Monique Hardjoko. (Foto: Dok. Instagram @moniquehardjoko)

Monique Hardjoko bersama komunitas Rasa Wastra rajin membagikan informasi seputar kain tradisional lewat kanal YouTube Rasa Wastra Indonesia. Komunitas ini juga punya beragam program seperti Ruang Rasa Kumpul, Belajar, Pamer Kreasi, hingga Kasih.

Monique Hardjoko mengakui, batik masih jadi wastra terpopuler. Ia sendiri mengaku jatuh hati pada batik khususnya Lasem. “Batik Lasem punya motif perpaduan budaya Indonesia dengan Tiongkok, India, Eropa,” Monique Hardjoko mengakhiri.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya