Dinkes Sebut 14,6 Persen Pasien Covid-19 di Kota Bogor Berasal dari Daerah Lain

Dinas Kesehatan Kota Bogor masih mendata kasus positif COVID-19 dengan gejala sedang, berat hingga kritis sebagian besar terjadi kepada pasien yang belum melaksanakan vaksinasi lengkap.

oleh Muhammad Ali diperbarui 14 Feb 2022, 06:42 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat mencatat terdapat 14,6 persen atau 51 dari 349 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit daerahnya disumbang dari masyarakat asal daerah lain.

"Jadi 50 persen lebih asal Kota Bogor dan sisanya asal Kabupaten Bogor dan daerah lain," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor Erna Nuraena di Kota Bogor, Minggu.

Erna menyebutkan menurut data keterisian tempat tidur isolasi pasien COVID-19 yang dirawat di 21 rumah sakit di daerahnya, pada Sabtu (12/2) terdapat 51,6 persen atau 180 orang asal Kota Bogor, dari daerah tetangga yakni Kabupaten Bogor sebanyak 33,8 persen atau 118 orang dan 14,6 persen atau 51 orang asal kota lain.

Komposisi pasien COVID-19 sejak kembali melonjak mulai pertengahan Januari 2022 di daerahnya, telah didominasi warga Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

Namun tidak kalah penting, kata dia, meskipun persentasenya belasan pasien asal daerah lain juga ikut menambahkan jumlah kasus positif aktif COVID-19.

Dalam penelusuran kasus positif COVID-19, kata Erna, trennya memang dipastikan naik bahkan sempat mencapai 741 orang dalam sehari terdiri atas komposisi asal warga yang tidak jauh berbeda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dorong Vaksinasi

Hingga saat ini Dinas Kesehatan Kota Bogor masih mendata kasus positif COVID-19 dengan gejala sedang, berat hingga kritis sebagian besar terjadi kepada pasien yang belum melaksanakan vaksinasi lengkap.

Dia menjelaskan vaksinasi yang ditujukan untuk membuat tubuh mampu melawan virus dari dalam akan membuat gejala yang dialami pasien lebih ringan dibanding yang tidak divaksin.

"Jadi kurang tepat jika asumsi masyarakat yang menyebut sudah divaksin tetapi masih kena COVID harusnya tidak. Yang benar vaksinasi seperti saat ini kebanyakan terjadi untuk mengurangi dampak atau gejala dalam tubuh," jelas Erna yang dikutip dari Antara.

Erna menyampaikan, Dinas Kesehatan membuka luas akses informasi vaksinasi bagi masyarakat yang ingin vaksinasi lengkap mulai dosis kesatu, kedua hingga penguat.

"Ada media yang jadi mitra kami, ada media sosial Dinkes Kota Bogor, ada juga website resmi dan sentra vaksin yang diselenggarakan Forkopimda," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya