Hari Valentine, Bursa Saham Asia Lesu Imbas Ketegangan Ukraina-Rusia

Bursa saham Asia sebagian besar melemah pada perdagangan Senin, 14 Februari 2022 seiring ketegangan Ukraina-Rusia dan COVID-19 di Hong Kong.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Feb 2022, 09:06 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin (14/2/2022). Indeks saham Jepang memimpin koreksi di Asia Pasifik. Selain itu, investor mengawasi perkembangan situasi COVID-19 di Hong Kong dan ketegangan antara Ukraina-Rusia.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah dua persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix tergelincir 1,8 persen. Indeks Korea Selatan Kospi merosot 1,34 persen. Indeks ASX 200 naik 0,44 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,22 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Senin pekan ini.

Perkembangan ketegangan Ukraina-Rusia juga menjadi perhatian investor. Kekhawatiran Rusia serang Ukraina telah membawa wall street anjlok pada Jumat pekan lalu. Indeks Nasdaq turun hampir 3 persen.

Investor di Asia juga akan mengamati stiuasi COVID-19 di Hong Kong karena kapasitas medis di kota itu dilaporkan makin besar menyusul lonjakan infeksi baru-baru ini. Pada pekan lalu, Chief Secretary Hong Kong mengumumkan China daratan akan membantu kota itu di berbagai bidang seperti fasilitasi pengujian dan karantina.

Harga minyak melompat tinggi pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent naik 1,28 persen menjadi USD 95,65 per barel. Harga minyak Amerika Serikat melonjak 1,58 persen menjadi USD 94,57 per barel.

Indeks dolar AS berada di posisi 95,94 dari posisi sebelumnya 95,7. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 115,55 per dolar AS.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bursa Saham Asia pada Pekan Lalu

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia-Pasifik merosot pada perdagangan Jumat pagi, 11 Februari 2022 menyusul penyusutan yang terjadi di Wall Street usai laporan inflasi Amerika Serikat (AS) kian meningkat dari perkiraan mendorong imbal hasil Treasury 10 tahunan di atas 2 persen.

Bursa saham China melemah pada awal sesi perdagangan. Indeks Shanghai susut 0,52 persen. Indeks Shenzhen melemah 0,90 persen. Indeks Hang Seng tergelincir 0,62 persen.

Di Korea Selatan, indeks saham Kospi merosot 1 persen saat pembukaan bursa saham. Indeks Kospi pun melemah 0,78 persen. Saham produsen mobil, Hyundai Motor menurun 2 persen.

Indeks saham utama di negeri Kangguru juga mengiikuti tren penurunan. Indeks S&P/ASX 200 tergelincir 0,73 persen.

Indeks MSCI dari sahan Asia-Pasifik di luar wilayah Jepang pun diperdagangkan 0,9 persen lebih rendah. Bursa Jepang masih dalam masa liburan.

Investor akan memantau pergerakan imbal hasil obligasi di negera Paman Sam setelah rilis inflasi AS. Dalam rilis tercatat peningkatan yang lebih panas yakni 7,5 persen YoY sekaligus peningkatan terbesar sejak 1982.

Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan analis dan proyeksi Dow Jones yang memproyeksikan hanya sebesar 7,2 persen untuk pengukur inflasi dengan pengawasan ketat.

Pada Kamis, 10 Februari 2022, imbal hasil Treasury 10 tahunan AS berada di atas kisaran 2 persen tepatnya 2,0346 persen. Saat awal tahun imbal hasil obligasi AS hanya menyentuh 1,51 persen. Lantas imbal hasil obligasi bergerak terbalik dengan harga.

Indeks utama di wall street anjlok pada Kamis malam waktu setempat. Indeks Dow Jones Industrial Average susut 526,47 poin ke level 35.241,59. Sementara itu, indeks S&P 500 jatuh 1,8 persen ke posisi 4.504,08. Indeks saham patokan lainnya yakni Nasdaq Composite ikut turun 2,1 persen menjadi 14.185,64.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya