Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat, kembali berbenah seiring mengganasnya kasus Covid-19 saat ini. Selain penghentian sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, ada beberapa evaluasi lain yang disiapkan Pemda.
“Kita akan melakukan langkah penegakan hukum melalui operasi yustisi, yang diikuti dengan denda, supaya ada efek jera bagi mereka yang melanggar prokes,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, dalam evaluasi penanganan Covid-19 di Garut, Minggu (13/2/2022).
Advertisement
Menurutnya, mengganasnya kasus penyebaran Covid-19 saat ini, mendapatkan perhatian pemda Garut, termasuk seluruh pihak, untuk kembali menerapkan aturan protokoler kesehatan (Prokes) secara ketat.
“Kami masih dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” ujar dia mengingatkan.
Untuk menekan penyebaran Covid-19 di Garut, pemda Garut telah menelurkan beberapa kebijakan bagi masyarakat, sehingga ancaman penyebaran Covid-19 yang lebih meluas bisa ditangani sejak dini.
Selain penghentian PTM di lingkungan sekolah mulai TK hingga SMA, Satgas Covid-19 segera melakukan tracing secara maksimal dengan melibatkan puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, serta tenaga kesehatan lainnya.
Selain itu, Bupati Rudy meminta Dinas Kesehatan serta rumah sakit swasta serta RSUD Dr Slamet dan RSUD Pameungpeuk, menambah ketersediaan Bed untuk mengantisipasi lonjakan Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit.
“Kami minta supaya besok melaporkan penambahan (bed)nya berapa,” kata dia.
Saat ini, keberadaan bed pasien Rumah Sakit Guntur ditambah menjadi 125, kemudian RSUD Dokter Slamet milik pemda Garut menjadi 175, sementara tiga rumah sakit swasta di Garut minimal penyediaan BOR mencapai 100.
“Minimal kita sudah di angka 375 ditambah RSUD Pameungpeuk jadi kita mempunyai (sekitar) 425 bed,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Siapkan Hotel dan Rusun untuk Isolasi
Tidak hanya itu, untuk menghadapi ancaman lonjakan pasien akibat mengganasnya Covid-19, lembaganya ujar dia, telah menyediakan hotel dan rusun di Garut sebagai ruang isolasi terpusat (isoter).
"Di Selatan kita sudah siapkan hotel, di utara atau di kota kita punya Rusun, dan kita punya Islamic Center untuk isoter,” kata dia.
Aturan itu berlaku juga bagi pasien bergejala berat, termasuk mereka yang memiliki riwayat komorbid dengan mengintruksikan penjemputan oleh Tim Proklamasi dan Tim TNI, agar melakukan perawatan di Rumah Sakit rujukan Covid-19.
“Kita tidak boleh mengambil resiko apapun terhadap keselamatan orang, saya minta semuanya segera dikirim ke rumah sakit,” ujar dia mengingatkan.
Terakhir, Rudy meminta Dinas Kesehatan melakukan pengecekan ketersediaan vaksin Covid-19, agar seluruh masyarakat mendapatkan dosis vaksinasi secara lengkap.
“Kalau kekurangan bisa menggunakan jalur vaksin presisi, bisa dari vaksin serbuan Pak, dari TNI dan Polri, kita gunakan saja untuk bagaimana-bagaimana,” ujar dia.
Dalam catatan Satgas Covid-19, total sebanyak 477 kasus atau mengalami peningkatan 7.6 kali lipat dibandingkan periode minggu sebelumnya. Sementara dalam 25 hari terakhir, ditemukan kasus meninggal akibat Covid-19 sebanyak 7 orang.
Advertisement