Liputan6.com, Jember - Pemerintah Kabupaten Jember akan membentuk relawan penyelamat panta untuk mencegah tertulangnyta kasus ritual maut di Pantai Payangan.
“Kita akan membentuk seperti baywatch, tapi ini laki- laki. Karena selama ini koordinasi dengan teman-teman relawan yang mengamankan di pantai sudah berjalan,"ujar Bupati Jember Hendy Siswanto, Senin (14/2/2022).
Advertisement
Menurut Hendy, adanya relawan penyelamat di pantai ini akan meyakinkan para pengunjung atau wisatawan bahwa tempat yang dikunjunginya sangat aman.
“Kalau ada relawan penyelamat pantai dan mereka bersertifikat akan lebih bagus. Dan itu akan lebih meyakinkan wisatawan yang berkunjung," tambah Hendy.
Sebelas orang yang meninggal terseret arus laut di Pantai Payangan, Minggu dinihari (13/2/2022). Penjaga pantai sebenarnya sudah mengingatkan agar mereka tidak mendekat ke laut karena sangat berbahaya. Karena gelombang di laut Selatan Jember bisa datang secara mendadak dan besar.
“Kalau ada sekali gelombang datang akan menggerus sedimen di bagian bawah menjadi palung dan itu sangat berbahaya,”paparnya.
Siaga Perahu Karet
Bahkan kata Hendy warga setempat sangat jarang mandi di laut. Tempat itu bukan untuk mandi, tapi biasanya digunakan untuk swafoto.
“Mereka (rombongan ritual) sudah diingatkan oleh masyarakat tapi tidak digubris,"ujar Hendy.
Hendy juga akan meminta bantuan perahu karet ke Pemerintah Provinsi Jatim. Tujuannya jika terjadi kejadian serupa bisa digunakan untuk mengevakuasi warga secara cepat.
“Perahu karet cukup penting, maka dengan itu kami akan mengajukan bantuan perahu karet. Sehingga nantinya jika terjadi kejadian serupa untuk menolongnya bisa langsung. Nanti akan kita tempatkan di sejumlah pantai seperti, pantai Watu Ulo, Puger dan sejumlah pantai lainya,”pungkasnya.
Advertisement