Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, membenarkan informasi terkait rencana aksi mogok produksi dan dagang yang akan dilakukan para pengrajin tahu tempe selama 3 hari. Hal itu dilakukan imbas dari mahalnya harga kedelai.
“Benar tanggal 21, 22 dan 23 Februari 2022, mogok produksi tempe tahu dan mogok dagang, ” kata Aip kepada Liputan6.com, Senin (14/2/2022).
Aip menyebutkan saat ini harga bahan baku kedelai di kisaran Rp 11.000 per kg. Harga tersebut memang merupakan harga rata-rata yang ditetapkan Akindo untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 10.500 – 11.500 per kg. Harga tersebut akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia.
Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai 15,77 USD per bushels. Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai 15,79 USD per bushels dan mulai turun pada Juli sebesar 15,74 USD per bushels.
Menyikapi terjadinya kenaikan harga kedelai yang terus menerus dan tidak terkendali, sehingga tidak dapat diikuti oleh penjualan produk tempe tahu yang berakibat banyak perajin yang berhenti berproduksi dan gulung tikar, serta memperhatikan aspirasi yang berkembang di berbagai daerah di Jawa Barat, dan Jabodetabek.
Maka seluruh perajin tempe tahu menyatakan mogok produksi dan mogok dagang selama 3 hari, terhitung tanggal 21, 22, dan 23 Februari 2022 ( malam Senin, hari Senin, malam Selasa, hari Selasa, malam Rabu, dan hari Rabu), malam kamis, hari Kamis dagang seperti biasanya.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengikat
Seperti yang tertuang dalam Surat pemberitahuan 002/K/PUSKOPTI-JBR/II/2022, yang ditandatangani di Bandung 14 Februari 2022. Pemberitahuan ini bersifat mengikat kepada perajin dan pedagang dan diharapkan untuk mengikuti himbauan ini, sebagai bentuk solidaritas dan senasib sepenanggungan.
Adapun apabila tidak mengindahkan pemberitahuan ini kemudian terjadinya gangguan sesama perajin dan pedagang adalah sebagai konsekuensinya.
Kemudian, pengrajin tempe tahu sudah harus melakukan penyesuaian harga terhadap produk tempe dan tahu sesuai dengan kenaikan harga kedelai yang terjadi.
Selanjutnya, dipandang perlu melakukan koordinasi dengan para pihak terkait untuk melakukan tindakan konkrit dalam upaya menyuarakan keluhan dan harapan para pengrajin tahu tempe terhadap kenaikan harga kedelai dan kemampuan pengrajin tempe tahu.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat yang terbiasa menikmati tempe dan tahu atas ketidaknyamanan situasi dan kondisi pada saat ini,” isi pemberitahuan dari pengurus Puskopti Jawa Barat.
Advertisement