Produsen Tempe Tahu akan Naikkan Harga Usai Gelar Mogok 3 Hari

Harga tempe tahu naik mengikuti lonjakan harga kedelai.

oleh Arie Nugraha diperbarui 14 Feb 2022, 19:28 WIB
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai impor mengalami kenaikan 0,8 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Bandung Produsen tempe tahu berencana menaikkan harga imbas kenaikan harga bahan baku kedelain. Sebelumnya, sebanyak 7000 produsen akan terlebih dulu menggelar mogok serentak selama 3 hari sejak 21 sampai 23 Februari 2022.

Ini diungkapkan Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Daerah Jawa Barat Asep Nurdin.

Dia mengatakan jika harga tempe tahu naik mencapai 30 persen dari harga jual awal. Di mana, harga jual tempe dan tahu naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 5.000.

"Ya itu terpaksa dinaikkan harganya oleh pengrajin. Jadi masyarakat tidak kaget kalau ada kenaikan ini. Karena kita awali dengan mogok atau berhenti produksi ini," kata Asep saat dihubungi Liputan6.com di Bandung, Senin (14/2/2022).

Dia menuturkan jika kenaikan harga jual mengikuti melonjaknya harga kedelai.  Pada 2021, harga kedelai masih sekitar Rp 8.000 - Rp 9.000 per kilogram. Saat ini harganya sudah Rp 10.000 - Rp 11.000 per kg di tingkat eceran.

Ini pula yang mendorong produsen akan menggelar protes alias mogok produksi. "Memang pada umumnya kenaikan harga setiap awal tahun. Jadi ada keinginan untuk mogok produksi itu karena sudah naik terus, nggak ada turun - turunnya gitu," ujar Asep.

Asep mengatakan mogok produksi dilakukan agar masyarakat mengetahui jika kenaikan harga kedelai berdampak terhadap harga jual tempe dan tahu.

 

 

2 dari 2 halaman

Tagih Janji Pemerintah

Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Harga kedelai impor naik dari Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 12.500. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, kelompok yang sama telah melakukan aksi serupa pada Januari 2021. Aksi dilakukan usai harga kedelai naik dari Rp 6.000 - 7.000 per kg menjadi Rp 9.400 - 10 ribu per kg.

"Kita meminta dulu meminta kepada pemerintah memenuhi janji akan mengucurkan subsidi pembelian impor kedelai dari Amerika Serikat di kisaran Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram. Tetapi sampai kini belum ada realisasinya," ucap Asep.

Asep meminta pemerintah harus serius menangani swasembada kedelai dari program kucuran dana APBN yang tidak berjalan mulus.

Tujuannya agar kebutuhan kedelai dalam negeri terpenuhi dengan baik tanpa tergantung kepada importir.

"Apabila Indonesia memiliki kedelai sendiri, tidak masalah harga jual tempe tahu ke konsumen dinaikkan. Karena menguntungkan terhadap petani kedelai dalam negeri," sebut Asep.

Puskopti Daerah Jawa Barat menyatakan secara keseluruan terdapat 15 ribu pengrajin tempe tahu yang ada. Tetapi yang bergabung dengan kelompok tersebut hanya 7.000. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya