AS dan Inggris Yakin Masih Ada Jalur Diplomasi untuk Isu Ukraina dan Rusia

Kedua pemimpin AS dan Inggris meyakini bahwa masalah Ukraina dan Rusia bisa diselesaikan melalui jalur diplomasi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Feb 2022, 10:29 WIB
Pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson selama pertemuan bilateral menjelang KTT G7, Kamis (10 Juni 2021) di Carbis Bay, Inggris. (Foto AP/Patrick Semansky)

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden sepakat dalam panggilan telepon pada Senin (14 Februari) bahwa "jendela penting untuk diplomasi" tetap ada selama krisis di Ukraina.

"Mereka sepakat bahwa masih ada jendela penting bagi diplomasi dan bagi Rusia untuk mundur dari ancamannya terhadap Ukraina," tambah juru bicara Downing Street tentang seruan antara sekutu transatlantik itu. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa (15/2/2022). 

"Para pemimpin menekankan bahwa setiap serangan lebih lanjut ke Ukraina akan mengakibatkan krisis yang berkepanjangan bagi Rusia, dengan kerusakan yang luas bagi Rusia dan dunia."

Kedua pemimpin juga menekankan bahwa diskusi diplomatik dengan Rusia tetap menjadi "prioritas pertama", dan menyambut baik pembicaraan yang telah terjadi antara Rusia dan sekutu NATO.

"Mereka sepakat bahwa sekutu Barat harus tetap bersatu dalam menghadapi ancaman Rusia, termasuk memberlakukan paket sanksi yang signifikan jika agresi Rusia meningkat," tambahnya.

“Mereka juga menegaskan kembali perlunya negara-negara Eropa untuk mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia, sebuah langkah yang, lebih dari yang lain, akan menyerang jantung kepentingan strategis Rusia.”

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ancaman Invasi Rusia

Asap mengepul di tempat latihan Gozhsky saat latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarusia di Belarusia. Rusia mengumpulkan pasukan dekat perbatasan Ukraina dan mengirim pasukan untuk latihan di Belarusia. (Vadzim Yakubionak, BelTA via AP)

Diskusi tersebut, yang terbaru di antara para pemimpin dunia yang berfokus pada krisis di Ukraina, muncul setelah para pejabat intelijen AS memperingatkan bahwa invasi oleh Moskow ke tetangga baratnya bisa terjadi beberapa hari lagi.

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dan di negara tetangga Belarusia, di mana mereka telah melakukan latihan bersama.

Sebelumnya, Johnson mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mundur dari ujung tombak permasalahan, menyebut situasinya "sangat, sangat berbahaya" saat berbicara dengan wartawan dalam kunjungan ke Skotlandia.

Pemimpin Inggris itu mengatakan dia tidak punya rencana untuk mengunjungi Moskow, tetapi dia akan segera membahas krisis itu dengan "berbagai pemimpin".


Infografis Gejala COVID-19 Omicron dan Cara Penanganan:

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya