Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang menyediakan restoran cepat saji, McDonalds telah mengajukan 10 aplikasi merek dagang, menurut cuitan baru-baru ini yang berasal dari pengacara merek dagang Josh Gerben.
Seperti dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (15/2/2022) pengajuan tersebut dilakukan di Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (USPTO) yang menggambarkan bagaimana rencana McDonalds untuk membuat restoran virtual yang menampilkan barang-barang aktual dan virtual.
Barang digital McDonalds akan mencakup produk makanan dan minuman virtual, di samping layanan hiburan dan konser virtual. Dunia metaverse bertema McDonalds dapat menampilkan restoran yang nantinya dapat dioperasikan pengguna dan memesan dan melakukan pengiriman ke rumah pelanggan.
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut, langkah raksasa restoran cepat saji itu bukan pertama kalinya. McDonalds menunjukkan minat di dunia digital. Pada 1 November 2021, untuk merayakan ulang tahun ke-40 sandwich kultus klasiknya yaitu McRib.
Dalam perayaan tersebut, McDonald's mencetak sejumlah Non Fungible Token (NFT) McRib dalam jumlah terbatas.
“Dengan McRib NFT, Anda tidak perlu lagi mengucapkan selamat tinggal pada sandwich yang Anda sukai. Apakah Anda mencetak satu atau tidak, pastikan untuk memanjakan diri Anda dengan rasa BBQ tajam legendaris dari McRib, setelah menyentuh restoran yang berpartisipasi secara nasional,” kata siaran pers perusahaan saat itu.
Selain McDonald yang baru-baru ini mengajukan merek dagang barang virtual, Panera Bread juga mengajukan aplikasi merek dagang minggu lalu.
Selain itu menurut temuan Gerben, Crocs, New Balance, dan Puma semuanya telah mengajukan aplikasi merek dagang USPTO yang semakin menggambarkan dunia dan barang virtual.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Itu Metaverse?
Sebelumnya, istilah metaverse semakin populer dan menjadi topik perbincangan hangat di berbagai belahan dunia. Bahkan saat ini metaverse sudah masuk ke berbagai sektor seperti game hingga perbankan.
Lantas, apa sebenarnya Metaverse itu? Mengutip dari kanal Tekno Liputan6.com, metaverse adalah istilah yang secara etimologi berasal dari kata “meta” yang artinya melampaui dan "verse" yang artinya alam semesta. Apabila digabungkan, metaverse adalah secara etimologi melampaui alam semesta.
Istilah metaverse semakin populer setelah Facebook melakukan rebranding menjadi Meta Platforms Inc, atau disingkat Meta. Dengan rebranding yang dilakukan Facebook, mereka juga menjelaskan ke depan, akan hadir dengan ide-ide futuristik dengan membawa tema metaverse.
Metaverse adalah istilah yang menggambarkan dunia maya dengan konsep 3D. Melansir dari New York Times, Kamis, 10 Februari 2022, istilah metaverse adalah realitas virtual dan kehidupan kedua digital. Dalam dunia metaverse adalah membuat pengguna akan menghabiskan uang di sana seperti pakaian, dan benda-benda untuk avatarnya (gambar diri tiga dimensi).
Adapun pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi menjelaskan bahwa metaverse adalah sebuah konsep dasar yang mirip selama ini sebut sebagai dunia maya dan dunia virtual.
Namun, dalam metaverse akan ada perkembangan lebih jauh lagi yang memungkinkan kita dapat menghabiskan waktu di dunia yang tidak nyata.
"Misalnya saat ini kita melakukan pembelajaran secara virtual atau bekerja, itu hampir mirip konsepnya seperti metaverse, namun kita masih berada di tengah-tengah yaitu dunia nyata dan virtual,” kata Heru Sutadi kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, 10 Februari 2022.
"Nantinya, dengan metaverse kemungkinan kita bisa merasakan belajar atau bekerja secara online benar-benar dalam dunia virtual dengan menggunakan avatar-avatar,” lanjut Heru.
Heru menuturkan, nantinya dengan metaverse memungkinkan kita bisa pergi ke mana saja tanpa ada batasan di dunia virtual, bahkan mungkin beberapa bangunan yang ada di dunia virtual tersebut bisa miliki.
Advertisement