Liputan6.com, Jakarta - Hari Valentine pada 14 Februari setiap tahunnya, merupakan perayaan untuk mereka yang berpasangan. Keesokan harinya, yaitu 15 Februari, diperingati sebagai Hari Kesadaran Jomblo atau Hari Apresiasi Jomblo.
Ini bukan hari libur resmi yang terdaftar. Tapi ini adalah hari yang berfungsi sebagai pelengkap Hari Valentine bagi orang-orang yang masih lajang, dan belum menikah atau dalam hubungan romantis. Demikian seperti dikutip dari laman Times Now News, Selasa (15/2/2022).
Single Awareness Day atau yang diartikan sebagai Hari Apresiasi Jomblo juga disebut sebagai antitesis dari Hari Valentine, terutama jika dirayakan pada tanggal 14 Februari.
Advertisement
Dengan kata lain, itu dulunya adalah nama alternatif yang digunakan untuk Hari Valentine bagi mereka yang tidak memiliki pasangan pada 14 Februari.
Meskipun penciptaan hari tersebut tidak memiliki sejarah resmi, Inggris memiliki dua 'hari' dikaitkan dengan menyoroti status lajang. Ini adalah hari libur yang berbeda dari Hari Jomblo Nasional, yang diperingati di banyak negara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sejarah Hari Jomblo
Dikatakan bahwa hari itu diciptakan oleh Dustin Barnes, yang masih lajang saat masih duduk di bangku SMA pada tahun 2001. Ia ingin membuat hari bagi teman-teman sekelompoknya untuk menikmati masa lajang mereka.
Rombongan anak SMA sengaja memilih tanggal 15 Februari sebagai protes atas Hari Valentine.
Alasan lainnya adalah mereka bisa mendapatkan diskon untuk permen dan barang bertema cinta lainnya.
Menurut beberapa laporan, hari itu memiliki hak cipta yang sah pada tahun 2005.
#SingleAwarenessDay tidak sepopuler Hari Valentine di media sosial. Namun pada tahun 2020, tagarnya terkumpulkan dari lebih dari 55.000 postingan di Instagram dan 78.000 tayangan di Twitter.
Advertisement
