Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman menekankan pentingnya pemanfaatan data, terutama dalam melalui masa transisi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Terlebih, saat ini terdapat dua tren utama dunia yang tak boleh luput dipantau, yakni digitalisasi ekonomi serta transisi menuju ekonomi hijau dan gaya hidup ramah lingkungan.
"Itu telah mempengaruhi keseharian kita, dan jadi urgensi bagi regulator untuk bisa memformulasikan kebijakan publik agar bisa melalui masa transisi dengan lancar," kata Aida dalam side event Presidensi G20 Indonesia, Selada (15/2/2022).
Untuk menjawab tantangan ini, pemahaman akan data disebutnya jadi satu hal yang tak boleh ditinggalkan. Sebab, regulator harus bisa memantau perkembangan inovasi teknologi yang berjalan cepat, model bisnis baru, juga harus bisa membuat wadah interaksi antara konsumer dan bisnis.
"Faktanya dalam keseharian kita, kita menggunakan hp untuk membeli kebutuhan, dan itu langsung dikirim ke depan pintu kita," ujar Aida.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
QRIS
Perkembangan sistem pembayaran dan infrastruktur digital nyatanya menawarkan peluang tanpa batas di dunia ekonomi. Menjawab hal ini, Bank Indonesia turut merilis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran ritel.
Selain itu, Aida juga melihat bagaimana Internet of Things (IoT) dan konektivitas mobile telah menyimpan banyak data. Begitu pun dengan AI dan new cyber security yang bukan lagi jadi tren baru.
"Tapi ini hanya permulaan. Progres perkembangan teknologi membuka jendela baru, menantang kita untuk terus memperkuat data untuk keuntungan kita," tegas Aida.
Advertisement