Liputan6.com, Jakarta Polemik harga kedelai internasional yang melambung membuat produsen atau pengrajin tahu tempe mengambil langkah tegas. Paling dekat, sejumlah produsen tahu tempe di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat akan melakukan mogok produksi.
Mogok produksi pengrajin tahu tempe itu akan dilakukan selama tiga hari, mulai 21-23 Februari 2022 mendatang.
Advertisement
Sekretaris Jenderal Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia DKI Jakarta, Hedy Kuswanto mengatakan mogok produksi ini sebagai langkah awal. Ia berharap melalui langkah ini pemerintah bisa mengambil kebijakan yang berpihak ke produsen.
“Jikalau pemerintah tidak bisa mencarikan solusi jangka pendek, tuntunan mogok produksi tidak dipenuhi apa pemerintah dengan skema apa nanti mungkin tuntunan berikutnya turun ke jalan,” katanya dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com, Selasa (15/2/2022).
Ia menyebut, aksi unjuk rasa yang akan dilakukan kedepannya ini akan mirip seperti yang pernah dilakukan pada 2008 lalu.
Dia berharap, sebelum rencana itu dijalankan, pemerintah bisa mengambil sikap yang tepat untuk mengatasi polemik harga kedelai ini.
Sementara itu, Ketua Puskopti DKI Jakarta, H Sutaryo menyampaikan, pemerintah harus menyiapkan skenario tepat dalam mengatasi masalah harga kedelai.
Diketahui, para pengrajin tahu-tempe ini mengeluhkan biaya produksi yang terhitung mahal ketimbang harga jual di pasaran.
“Kalau memang pemerintah punya skenario yang lebih hebat segera juga kita umumkan kepada masyarakat luas karena demo ini sudah ditunggu-tunggu,” katanya.
“Saya pikir akan terjadi se-Jawa karena keinginannya sama,” imbuh dia.
Setop Produksi dan Dagang
Informasi, menurut surat edaran yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta, sejumlah asosiasi pengrajin tahu-tempe akan melakukan setop produksi pada 21-23 Februari 2022. Diantaranya ada Komunitas PATTEN, SPTP, SPTI, A-Zaki, Primkopti Bekasi, Primkopti Kabupaten Bogor, hingga Puskopti Jawa Barat.
“Dengan ini kami beritahukan seluruh pengrajin tempe tahu se-Jabodetabek untuk mogok produksi dan dagang selama tiga hari, terhitung tanggal 21, 22, dan 23 Februari 2022 (malam Senin, hari Senin, malam Selasa, hari Selasa, malam Rabu, hari Rabu), malam Kamis, hari Kamis dagang seperti biasanya,” tulis surat tersebut.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran mengatakan pedagang akan ikut dalam aksi mogok produksi dan dagang ini. ia pun menyebut dengan adanya masalah ini, kenaikan harga tak bisa dihindari.
“Adapun rencana mogok lazimnya pedagang tahu tempe yang senasib tentu perlu berjuang sama-sama, tetapi untuk pedagang jenis lain ada momen yang bisa dilakukan,” katanya kepada Liputan6.com.
“Dengan bahan baku yang naik, tentu sulit dihindari untuk tidak naik atau mungkin saja diperkecil,” imbuh dia.
Advertisement