Liputan6.com, Cilegon - Gempa megatrush hingga tsunami, menjadi ancaman bencana alam di Kota Cilegon. Industri dan pabrik kimia juga menjadi bayang-bayang bencana ikutan di Kota Baja itu.
Setidaknya, ada 60 industri yang berada tepat di bibir pantai, 50 persennya industri kimia di daerah ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas wilayah 175 km persegi, dengan 30 persennya berisikan industri.
Baca Juga
Advertisement
Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, mengkhawatirkan adanya bencana alam yang di ikuti bencana industri, sehingga harus dilakukan mitigas kebencanaan secara baik.
"Kalau kekuatan gempa 8,7 magnitudo apakah berpengaruh terhadap industri, ini juga akan kita tanya. Kita harus lakukan meeting dengan industri, mengundang BMKG juga untuk hadir. Dalam hal ini, menyemangati lagi industri agar mereka siap-siap lagi gitu lah," kata Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, di kantornya, Selasa (15/2/2022).
Pemkot Cilegon sudah meminta saran ke BMKG terkait pemetaan daerah yang dianggap aman sebagai titik evakuasi jika bencana alam yang menyebabkan bencana industri terjadi. Nantinya, lokasi itu akan dibuat sebagai tempat evakuasi bagi masyarakat dan pegawai.
Helldy khawatir terjadinya kemungkinan terburuk, yakni gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 diikuti tsunami setinggi 8 meter yang menyebabkan kebocoran kimia.
"Makanya saya minta petunjuk, arahan sama mereka (BMKG), ilustrasinya adalah bencana alam yang mengakibatkan bencana industri, sehingga terjadi bocor segala macem, dampaknya sampai ke mana. Mau lari ke mana kena atau enggak, ini yang lagi dibahas," ujarnya.
Simak video piliihan berikut ini:
Potensi Bencana Alam di Kota Cilegon
Banten dikelilingi zona gempa bumi dari Graben Selat Sunda, sesar Mentawai, Semangko, Ujung Kulon dan Gunung Anak Krakatau yang rawan menyebabkan tsunami.
Mitigasi bencana menjadi sangat penting untuk mengurangi korban jiwa. Oleh karena itu, pemerintah daerah wajib menyiapkan sarana evakuasi berupa sirine, jalur, rambu, command center, hingga tas siaga becana untuk seluruh masyarakat, industri maupun dunia wisata.
"Menurut beliau (Dwi Korita) sudah baik (titik evakuasi Cilegon), ada beberapa yang memerlukan waktu (evakuasi) cukup panjang, sampai 43 menit, harus kita rapatkan lagi. Tadi di ibaratkan tsunami akan datang 80 menit, kalau 40 menit masih keburu, tinggal prediksi tsunami datang berapa menit akan hadir. Kalau tsunami ibaratnya 30 menit ya enggak kekejar," dia menerangkan.
Advertisement