Liputan6.com, Bandung - Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung memprediksi kenaikan harga kacang kedelai akan bertahan hingga Mei mendatang. Produsen tahu tempe di Kota Bandung pun diminta tak lakukan mogok produksi.
Baca Juga
Advertisement
Pekan ini, Disdagin Kota Bandung melakukan pantauan harga kedelai setidaknya di sembilan pasar tradisional di antaranya Pasar Astana Anyar, Cihaurgeulis, Ciwastra, Kiaracondong, Kosambi, Pasar Baru, dan lainnya.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan, rata-rata harga per kilogram menyentuh Rp12.500. Padahal, pada Desember lalu sebatas Rp9.000 per kilogram.
"Menurut Kemendag (Kementerian Perdagangan), kenaikan ini diperkirakan bisa sampai bulan Mei dan penurunan diprediksi akan terjadi di bulan Juni-Juli. Jadi, kenaikan harga kedelai ini ada di produk akhir seperti tahu tempe," katanya, Senin (14/2/2022).
Kabarnya, kenaikan harga kedelai ini akan memicu mogok produksi para produsen tahu-tempe, seperti mereka yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Daerah Jawa Barat.
Sebelumnya, disampaikan Ketua Puskopti Daerah Jawa Barat Asep Nurdin, bahwa rencana mogok memang dipicu tingginya harga beli kedelai. Mogok produksi rencananya digelar serentak selama tiga hari dari 21-23 Februari 2022.
Meiwan pun meminta agar produsen tahu dan tempe tak lakukan mogok produksi. Daripada mogok, katanya, perajin tahu-tempe bisa menaikkan harga jualnya.
"Kepada produsen kalau mau naik mah naik saja, tapi ya kalau mau ngasih tahu ke masyarakat, tidak perlu mogok penginnya mah," katanya.
"Memberitahukan ke warga bahwa bahan baku naik, jadi produk tahu tempe juga akan naik," Meiwan menambahkan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.