17 Sampel Kasus Covid-19 di Banyuwangi Dinyatakan Probable Omicron

Amir mengingatkan agar masyarakat Banyuwangi selalu waspada dengan selalu menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, guna mengantisipasi Covid-19 varian Omicron.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 16 Feb 2022, 14:04 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat.(Hermawan Arifianto/Liputan6.com).

Liputan6.com, Banyuwangi - Kepala Dinkes Banyuwangi Amir Hidayat menyebut, dari 20 sampel Covid-19 yang diuji di laboratorium Surabaya, 17 diantaranya dinyatakan probable atau diduga terinfeksi Omicron dari hasil pengujian dengan metode S-Gene Target Failure (SGTF).

"Dari 20 sampel itu 85 persen, 17 sampel menunjukkan probable Omicron dari hasil uji SGTF yang sudah keluar," jelas Amir Rabu (16/2/2022).

Meski SGTF menunjukkan probable Omicron, Amir menjelaskan jika hasil tersebut belum dapat dikatakan terpapar virus yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini.

Dikarenakan masih tinggal satu pemeriksaan lagi setelah SGTF, yakni pengujian lanjutan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).

"Untuk menentukan Omicron atau tidak, masih ada satu tahap lagi uji WGS. Hasilnya belum keluar," katanya.

Amir juga membeberkan jika kasus Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan. Terhitung per 15 Januari 2022, kasus aktif bertambah 172 orang. "Jadi totalnya capai 1171 kasus," sebutnya.

Beberapa pasien Covid-19 diantaranya dirawat di RSUD Blambangan Banyuwangi sebanyak 16 orang dan RSUD Genteng satu orang.

"Sebagian besar tanpa gejala dan gejala ringan, sehingga cukup isolasi mandiri (isoman). Ada juga beberapa yang kita arahkan untuk isolasi terpadu di Wisma Atlet," ucapnya.

 


Prokes

(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Oleh karenanya, ia mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dengan selalu menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, guna mengantisipasi Covid-19 varian Omicron.

"Saya kira penting untuk disampaikan ke masyarakat. Omicron ini penularannya sangat cepat, meski keganasannya tidak sebesar varian Delta. Tapi kuncinya ada dua, pengetatan prokes dan vaksinasi," ungkapnya.

Amir juga meminta kepada masyarakat yang belum bahkan sudah mendapat vaksinasi sebanyak dua dosis agar mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat, untuk kembali mendapatkan suntikan vaksin booster (dosis ketiga).

"Kita imbau kepada masyarakat terutama yang sudah vaksin primer baik dosis satu dan dosis duanya sudah lengkap, jika sudah enam bulan, silahkan ke faskes terdekat untuk mendapatkan vaksinasi booster," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya