Alih Fungsi Laut Jadi Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Teluk Tomini

Sebagian Besar Warga Pesisir di Gorontalo Masih Buang Sampah di Lautan

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 17 Feb 2022, 12:00 WIB
Kondisi persisir pantai di wilayah Kabupaten Bone Bolango yang dikotori sampah (Foto: Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Warga Provinsi Gorontalo yang tinggal di pesisir Pantai Teluk Tomini, sebagian besar masih membuang sampah di sungai. Tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi, mereka seakan tidak punya beban saat membuang sampah tersebut.

Seperi yang terlihat di pesisir laut Bone Bolango (Bonebol). Mulai dari sampah plastik, sampah rumah tangga kerap mengotori laut.

Maka tak heran, jika area pantai yang tepat berada di belakang permukiman warga, banyak dijumpai sampah yang berserakan. Bahkan, sebagian dari sampah itu sudah terbawa arus ombak.

Menurut warga sekitar, hal itu sudah mereka lakukan sejak dulu. Kurangnya armada pengangkut sampah, menjadi alasan mereka untuk membuang sampah ke laut

"Sudah lama kami buang sampah di sini Pak," kata Ranto salah seorang warga yang tinggal di pesisir pantai Bonebol.

"Mau bagaimana lagi, tidak mungkin sampah ini saya simpan. Apalagi sampah rumah tangga yang ketika disimpan akan busuk," katanya.

Mereka mengaku, selain tidak ada armada pengangkut sampah di wilayah mereka, sosialisasi tentang pengolahan sampah pun dinilai masih kurang.

"Hampir tidak ada sosialisasi, kalaupun ada tidak ada penyelesaian jika sampah ini mau dikemanakan," tuturnya.

"Jadi, agar lebih instan kita buang saja ke laut," uangkapnya.

Simak juga video pilihan berikut:


Tempat Buang Hajatan

Saluran pembuangan limbah dapur dan kotoran warga yang langsung menjurus ke laut (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Tidak hanya sampah, saluran pembuangan dapur hingga saluran kotoran manusia juga langsung dibuang ke laut. Terlihat banyak sekali pipa-pipa pembuangan yang menjurus ke pantai.

"Ini sangat instan, tanpa ada septic tank kotoran langsung dibuang," imbuhnya.

Sementara Bupati Bone Bolango, Hamim Pou mengatakan jika Bone Pesisir ke depan akan ada armada pengangkut sampah. Namun, sembari menunggu itu dirinya berharap agar masyarakat bijak dalam mengelola sampah.

"Warga melalui pemerintah desa dan kecamatan harusnya memikirkan solusi bersama," kata Hamim.

"Saya contohkan misalkan di desa tersebut ada lahan sebagai tempat pembuangan akhir," ungkapnya.

Menurut Hamim, jika masyarakat tetap membuang sampah di lautan, maka yang terjadi adalah kerusakan lingkungan. Laut yang menjadi sumber pendapatan warga pesisir akan hilang.

"Kalau selalu dikotori sampah, warga nelayan di sana pasti akan berdampak. Jadi jangan salahkan pemerintah jika tangkapan ikan sedikit," ia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya