Sri Mulyani: Kerja Sama Mata Uang Negara G20 Percepat Pemulihan Ekonomi

Sri Mulyani Indrawati berharap penerapan Local Currency Settlement bisa terus diperluas ke negara-negara yang tergabung dalam G20

oleh Tira Santia diperbarui 16 Feb 2022, 14:30 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap penerapan Local Currency Settlement bisa terus diperluas ke negara-negara yang tergabung dalam G20.

Hal itu diungkapkan dalam acara G20 Finance Track Main & Side Event February Series, Rabu (16/2/2022).

“Penggunaan yang lebih luas dari penyelesaian Local Currency Settlement di antara negara-negara, ini sangat menyenangkan bisa dibahas dalam agenda prioritas kepresidenan G20 Indonesia di jalur keuangan, yaitu exit strategy untuk mendukung pemulihan,” kata Menkeu.

Sri Mulyani meyakini, Local Currency Settlement dapat memperkuat stabilitas makroekonomi dan tentu mendukung proses pemulihan ekonomi berkelanjutan secara global.

Selain itu, pengembangan Local Currency Settlement juga memberikan kesempatan kepada kita semua dalam memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi konversi sistem pembayaran yang cepat dan efisien, yang telah menciptakan peluang massal untuk inklusi ekonomi.

Local Currency Settlement merupakan sebuah mekanisme pembayaran perdagangan internasional menggunakan mata uang lokal negara terkait, yang sebelumnya dapat dijalankan dalam empat mata uang.

Adapun saat ini Indonesia telah mengimplementasikan Local Currency Settlement dengan beberapa mitra bilateral seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan China. Mulai dari rupiah, baht Thailand, ringgit Malaysia, hingga yen Jepang, dan yuan China.

“Penyelesaian mata uang lokal sebenarnya sangat penting untuk meningkatkan penyelesaian langsung transaksi menggunakan mata uang lokal, dan juga untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih besar,” ujarnya.

 


Kurangi Ketergantungan Dolar

Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Tujuan dari implementasi Local Currency Settlement adalah untuk mengurangi ketergantungan yang besar pada satu mata uang tunggal, terutama dolar AS.

Hal ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas perdagangan dan investasi yang lebih baik, hubungan antar negara termasuk Indonesia dengan negara-negara ASEAN.

“Local Currency Settlement keuntungannya biaya transaksi lebih rendah karena kebutuhan, atau dalam hal ini trader tidak perlu mengkonversi mata uangnya ke nilai tukar dolar AS,” imbuhnya.

Dalam hal ini, Menkeu mengapresiasi upaya Bank Indonesia yang telah menerapkan Local Currency Settlement ini sejak 2018. Maka dari itu, melihat keberhasilan dari penerapan Local Currency Settlement, Pemerintah Indonesia memasukan isu ini ke Presidensi G20 untuk dibahas.

“Kini dibawa ke dalam agenda global, karena ini juga dapat menciptakan jaring pengaman keuangan antar negara,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya