Liputan6.com, Jakarta - Tren blockchain, mata uang kripto, serta NFT, tengah ramai di Indonesia. Khususnya sejak kemunculan Ghozali yang sukses berjualan NFT foto selfie dengan harga yang tak murah di platform OpenSea.
Selain NFT, penggunaan blockchain juga sedang berkembang di area cryptogaming atau Web3 game atau blockchain game, yang juga dikenal dengan istilah Play2earn (play-to-earn).
Advertisement
Menurut laporan dari Blockchain Game Alliance (BGA), total pemasukan dari game berbasis blockchain dan NFT pada kuartal ketiga 2021 mencapai US$ 21 miliar.
Selain itu, data Google Trends di 2021 juga menunjukkan adanya ketertarikan masyarakat terhadap blockchain gaming yang terus meningkat.
Namun, menurut Playfix dalam siaran persnya, menyebutkan bahwa terdapat kesenjangan dalam hal pengembangan blockchain game baik di global maupun lokal.
"Indonesia sendiri merupakan pasar yang sangat menjanjikan untuk industri game dengan jumlah pemain terbesar se-Asia Tenggara yaitu 118 juta pemain," tulis Playfix dalam keterangannya, Kamis (17/2/2022).
Playfix menyebutkan meski menjanjikan, data BGA mengungkapkan perkembangan blockchain game juga memiliki barrier to entry yang sangat besar yaitu teknologi, regulasi, skill atau pengetahuan, serta biaya yang besar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bangun Platform Pembuatan Blockchain Game
Playfix sendiri tengah membangun platform yang memungkinkan semua orang bisa membuat blockchain game-nya sendiri.
Mereka mengusung tagline Web3 Game Publisher, dan menjanjikan platform dimana para game developer dapat dengan mudah menbangun (Build), meluncurkan (Launch), dan mengembangkan (Grow) blockchain game.
COO Playfix, Raymond Sutanto menuturkan, dirinya memiliki visi di masa depan, semua orang baik game developer maupun gamers mempunyai kebebasan untuk membangun atau mengakses dunia blockchain game.
Raymond mengatakan, dunia blockchain game berkembang sangat pesat dan sangat menjanjikan.
"Tapi kami menyadari bahwa tidak semua orang (game developer) mempunyai skill, teknologi dan budget untuk bisa membuat blockchain game. Hal ini dapat memperlambat adopsi dan growth," ujarnya.
"Maka dari itu kami hadir untuk membuka akses dan memberi jalan kepada semua game developer untuk bergabung di blockchain game," kata Raymond.
Raymond sendiri bukan orang baru di dunia blockchain dan kripto. Ia merupakan salah satu pendiri Zipmex, sebuah perusahaan crypto exchange asal Indonesia.
Advertisement
Diluncurkan 2022
Platform Playfix bakal memiliki tiga fitur utama. Pertama adalah Build yaitu APIs dan console untuk para developer membangun game mereka di blockchain.
Game developer akan bisa menciptakan token game, NFT, serta memaksimalkan semua fitur blockchain. Kemudian terdapat juga fitur Launch, yaitu launchpad untuk game developer meluncurkan permainan mereka.
Launchpad ini juga mampu mendukung blockchain game untuk melakukan IGO (Initial game offering) dimana game developer dapat mencari funding melalui penawaran awal dari game mereka.
Masih Dalam Pengembangan
Terakhir adalah fitur Grow, yaitu dukungan dari Playfix untuk community building dan juga marketing semua blockchain game yang menggunakan platformnya.
Playfix masih dalam tahap pengembangan dan rencananya akan meluncur pada tahun 2022 ini. Selain itu, perusahaan juga akan meluncurkan token PFX, yang jadi salah satu token untu bertransaksi di platformnya.
"Rencananya kita akan meluncurkan platform di tahun 2022 dan juga melakukan IDO (initial decentralize offering) untuk token Pfx, yang nantinya akan menjadi token transaksi kami," kata Raymond.
"Diharapkan token Pfx akan bisa mendapatkan valuasi yang kuat sehingga bisa juga dilirik sebagai token untuk investasi," pungkasnya.
Advertisement