Liputan6.com, Jakarta - Pada Sabtu, Minggu, dan Senin (12-14 Februari 2022) terjadi penurunan kasus COVID-19 yang cukup melegakan. Penurunan tersebut secara berurutan yakni dari 55.209 menjadi 44.526, kemudian turun lagi menjadi 36.501.
Namun, pada Selasa 15 Februari, kasus kembali naik hingga 57.049. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait penyebab dari turun dan naiknya kasus secara signifikan.
Advertisement
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, memang di tanggal-tanggal tersebut terlihat ada pola yang agak meragukan.
“Jadi kami sampaikan, ini betul sekali ada data yang baru dimasukkan di Selasa kemarin karena ada akumulasi data Sabtu-Minggu yang belum di-upload karena satu dan lain hal,” kata Nadia dalam konferensi pers daring Rabu (16/2/2022).
Sebelumnya, data yang meragukan tersebut mengundang pandangan bahwa pendataan COVID-19 memang kacau dan jomplang.
“Jadi kalau dikatakan kekacauan data karena jomplang ini karena memang ada keterlambatan dari entry di hari Sabtu dan Minggu.”
Simak Video Berikut Ini
Mengenai Surveilans Kasus
Dalam kesempatan yang sama, Nadia juga melaporkan terkait surveilans kasus. Menurutnya, testing dan tracing masih terus dilakukan.
“Dan kita tetap mendorong pemerintah daerah untuk tetap mencapai target karena dalam level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), testing dan tracing juga menjadi salah satu indikator yang kita pantau.”
Advertisement
Peningkatan Kasus Anak
Kemudian, terkait kasus COVID-19 anak, Nadia menerangkan bahwa secara absolut memang ada peningkatan.
“Terkait kasus anak apakah meningkat? Secara absolut memang terjadi peningkatan karena kasus kan jumlahnya meningkat.”
Ia menambahkan, penyebab kasus anak meningkat adalah penularan yang terjadi dalam keluarga.
“Banyak kasus positif dari orangtua yang terinfeksi tanpa gejala sehingga tidak ketahuan COVID-19. Ini kita tahu kalau di rumah keluarga kan jarang untuk menggunakan masker sehingga penularan pada anak menjadi besar.”
Walau demikian, jumlah pasien anak yang dirawat di rumah sakit angkanya terbilang sangat kecil yakni kurang dari 2 persen dari total kasus anak yang sebanyak 14 persen.
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19
Advertisement