Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia tengah mempersiapkan diri dengan serangkaian langkah signifikan dan fundamental untuk menghadapi volatilitas di pasar keuangan.
Persiapan ini dilakukan untuk mengelola sentimen pasar maupun dalam mengantisipasi respon kebijakan yang ditempuh oleh negara maju.
Advertisement
Alasannya, volatilitas rupiah juga berkontribusi pada percepatan pemulihan ekonomi. Mengingat pasar terbuka masih bergantung 90 persen dari impor bahan baku dan barang modal.
Sejumlah inisiatif bilateral ditempuh untuk mengimplementasikan diversifikasi mata uang. Diantaranya melalui penggunaan Local Currency Settlement (LCS) untuk mendukung stabilitas perekonomian.
“Bagi Indonesia, inisiatif dengan beberapa negara mitra bilateral seperti Malaysia, Thailand, Jepang dan China untuk menerapkan diversifikasi mata uang atau menggunakan LCS sangat penting untuk meningkatkan transaksi langsung menggunakan mata uang lokal juga untuk meningkatkan perdagangan serta investasi,” kata Sri Mulyani dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia, Kamis (17/02).
Penerapan LCS membawa dampak positif. Sri Mulyani menyebut, implementasi LCS bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu mata uang tertentu, khususnya dolar Amerika Serikat (AS).
Sehingga diharapkan dapat menciptakan stabilitas hubungan perdagangan dan investasi yang lebih baik antar negara termasuk bagi Indonesia dengan negara-negara di Asia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Biaya Transaksi
Keuntungan lainnya, LCS dapat menurunkan biaya transaksi. Dalam hal ini, pedagang tidak perlu mengkonversi mata uangnya ke dolar AS.
Untuk itu, Sri Mulyani mengapresiasi upaya Bank Indonesia untuk menggunakan LCS sejak tahun 2018. Terlebih penggunaan LCS dibawa ke dalam agenda pembahasan global.
“Hal itu juga dapat menciptakan jaring pengaman keuangan atau transaksi keuangan antar negara dan mengurangi risiko kerentanan akibat kondisi ekonomi global yang menyebabkan ketidakstabilan,” katanya.
Dia mengatakan, penggunaan yang lebih luas dari LCS sangat relevan dengan agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia dalam finance track yaitu exit strategy.
“Kita mengharapkan dukungan stabilitas makroekonomi dan proses pemulihan ekonomi dapat diperkuat, tidak hanya untuk beberapa negara tetapi juga secara global,” pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement