Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, dampak kebijakan pengurangan likuiditas (tapering off) Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserves (The Fed) tidak akan sebesar kebijakan pengurangan pembelian aset dan surat utang (taper tantrum) pada tahun 2013 baik untuk pasar global, maupun Indonesia.
"Proses normalisasi kebijakan khususnya dari negara maju (AS) ini lebih berdampak kecil," kata dia dalam Seminar on Strategic Issue in G20: Exit Strategy and Scarring Effect di Jakarta, Kamis (17/2).
Advertisement
Sebab, lanjut Perry, The Fed telah menyosialisasikan secara baik rencana kebijakan normalisasi. Bahkan, jauh sebelum kebijakan tapering off bergulir.
"Dalam hal ini bank sentral The Fed melakukan itu (sosialisasi) proses normalisasinya hingga rencana untuk kenaiknan suku bunga," jelasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Antisipasi Kebijakan
Alhasil, pasar dapat segera merespon dengan baik melalui sejumlah antisipasi kebijakan untuk meminimalisir dampak negatif yang berpotensi muncul ke depan. Termasuk negara emerging market seperti Indonesia.
"Kita terus menyiapkan bagaimana normalisasi proses dari kebijakan negara maju tetap dapat mendukung upaya bersama untuk pemulihan ekonomi," tandasnya.
Advertisement