Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron jenis BA.1 dan BA.1.1 termasuk yang paling dominan di Indonesia. Laporan ini termaktub dalam Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 87 yang terbit per 16 Februari 2022.
Garis keturunan (varian Omicron) BA.1 dan BA.1.1 adalah yang paling dominan di Indonesia, tulis WHO sebagaimana laporan yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 17 Februari 2022.
Baca Juga
Advertisement
Selain BA.1 dan BA.1.1, WHO juga mencatat, garis keturunan varian Omicron (dari garis keturunan induk B.1.529) telah diidentifikasi di Indonesia, yakni BA.2 dan BA.3. Artinya, sudah ada empat subvarian Omicron yang terdeteksi di Indonesia.
Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 13 Februari 2022 yang dihimpun WHO, sebaran subvarian Omicron BA.1 di Indonesia hampir mencapai 90 persen, terutama rentang 17-31 Desember 2021.
Subvarian Omicron BA.1.1 bahkan yang paling mendominasi, sudah di angka 100 persen sejak ditemukan varian Omicron sejak 16 Desember 2021 sampai sekarang. Sementara itu, garis keturunan Omicron BA.2 memiliki banyak mutasi karakteristik dengan garis keturunan BA.1, menurut bukti yang tersedia saat ini.
Data GISAID Omicron di Indonesia
Kasus Omicron pertama di Indonesia dilaporkan pada 16 Desember 2021, dari sampel dikumpulkan pada 8 Desember 2021. Pada 14 Februari 2022, total 6.025 kasus Omicron di Indonesia yang dilaporkan ke GISAID.
Perkembangan sebaran Omicron di Indonesia dari data GISAID yang diakses 17 Februari 2022 pukul 14.05 WIB, sudah ada 6.130 kasus. Dalam 4 minggu saja, terjadi penambahan 2.140 kasus (98 persen) varian Omicron di Indonesia yang dilaporkan ke GISAID.
Melihat data GISAID sebaran Omicron di 151 negara di dunia per 17 Februari 2022, Inggris menduduki posisi teratas dengan 481.505 kasus Omicron, diikuti Amerika Serikat 428.839 kasus, dan Denmark 78.347 kasus.
Advertisement