Liputan6.com, Nias Sebagai langkah akselerasi vaksinasi Covid-19, terutama bagi lanjut usia (lansia) dan anak usia 6-11 tahun, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi turun langsung mengunjungi Kota Gunusitoli, Kepulauan Nias.
Tak sendiri, Gubernur Edy mengunjungi Gunungsitoli bersama Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hassanudin, dan Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak. Dalam kondisi pandemi, terjadinya penyebaran Covid-19 di Gunungsitoli cukup mengkhawatirkan.
"Kalau kita lihat, virus (Covid-19) ini berbahaya kalau Nias tidak ditangani. Inilah hasil diskusi kita bersama Pangdam dan Kapolda," kata Edy, pada acara yang digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gunungsitoli, Kelurahan Pasar Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Kamis (17/2/2022).
Baca Juga
Advertisement
Edy menyampaikan apresiasi kepada pihak penyelenggara di Gunungsitoli yang memfasilitasi tempat kegiatan tersebut, yakni Kanwil Kemenag setempat, pengelola sekolah, serta pemerintah kabupaten dan kota se-Kepulauan Nias. Dukungan itu dinilai menjadi motivasi bagi pemerintah provinsi bersama unsur Forkopimda lainnya.
"Nias dan Gunungsitoli sekarang level 3, sudah tanda peringatan ke arah level 4. Kalau sudah naik, semua ditutup, jalan disekat, sekolah tidak boleh, dan pasar ditutup, ini berbahaya. Kepada bupati dan wali kota, sampaikan benar-benar kepada masyarakat," imbau Edy.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kejar Capaian Vaksinasi
Kepada masyarakat, Edy Rahmayadi berpesan, tindakan aparat aktif mengajak vaksinasi dan menjaga protokol kesehatan adalah bagian dari tugas dan bukti kepedulian negara atas kondisi rakyat. Tanpa disiplin, pandemi Covid-19 akan sulit ditangani.
"Jangan dianggap mereka (aparat) marah-marah. Aparat ini sayang kepada rakyat, karena virus ini hanya bisa putus jika dilakukan dengan protokol kesehatan, intinya masker, jangan pernah tinggalkan," ucapnya.
Langkah penting lainnya adalah vaksinasi yang terus dikejar hingga ke desa-desa. Meskipun kesannya memaksa, semua itu agar imunitas rakyat meningkat, terutama menghadapi Covid-19, sehingga sekalipun harus terkena, tidak menyebabkan sakit parah.
"Tolong (vaksinasi) dikejar supaya rakyat kita selamat. Saya tahu kalian capek, tetapi inilah tugas kita," sebut Edy.
Advertisement
Penularan Omicron
Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak mengatakan, kondisi penularan Covid-19 varian omicron, khususnya di Gunungsitoli lebih tinggi saat ini dibanding Agustus 2021 saat varian delta melanda.
"Gunungsitoli kasus paling tinggi itu 34 kasus (varian delta). Sekarang sudah mencapai 37 kasus. Meskipun bedanya 3, tetapi itu berbahaya. Termasuk Nias, dulu 10 kasus, sekarang naik 16 kasus," terang Panca.
Disebutkannya, kehadiran mereka ke Kepulauan Nias dalam rangka menjalankan instruksi pemerintah pusat, baik dalam upaya memutus penularan omicron melalui protokol kesehatan (prokes) yakni memperketat penggunaan masker.
"Juga mengejar vaksinasi lengkap, terutama bagi lansia dan anak usia 6 hingga 11 tahun," tandasnya.