Liputan6.com, Yogyakarta - Terminal Kota Yogyakarta menyimpan banyak misteri dan kisah mistis tersendiri. Kisah mistis ini dikisahkan oleh para pekerja di dalam terminal maupun masyarakat sekitar.
Terminal ini mulai beroperasi pada 2004 tanpa memindah sebuah makam keramat yang ada di kawasan terminal. Makam sesepuh tersebut sampai saat ini masih berada di tengah-tengah ramainya aktivitas terminal.
Dikutip dari berbagai sumber, ada sosok makhluk astral yang kehadirannya lebih menakutkan dari keberadaan makam keramat tersebut. Konon, sosok ini berwujud perempuan berambut panjang, tinggi, yang sering menembus tembok-tembok terminal.
Baca Juga
Advertisement
Sosok perempuan ini bahkan sering muncul tak tahu waktu, baik siang maupun malam hari. Penampakan sosok makhluk mistis ini biasanya akan diawali dengan terciumnya bau wangi bunga melati oleh si korban.
Hadirnya makhluk mistis di kawasan terminal ini sudah menjadi rahasia umum, terutama bagi para pekerja terminal yang beroperasi pada malam hari. Dikisahkan pernah ada seorang petugas agen bus malam di blok D terminal Yogyakarta didatangi sosok wanita pada pukul satu malam.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menghitung Kaki Penumpang
Selayaknya menyambut penumpang, sang agen menanyakan tujuan sosok perempuan tersebut. Namun tanpa bicara sedikit pun sosok perempuan tersebut berlalu begitu saja. Khawatir sosok perempuan tersebut tersesat malam-malam, agen bus tersebut berniat menyusul sosok perempuan tersebut.
Namun, di ujung lorong blok D perempuan tersebut menembus tembok di depan mata agen bus itu. Tanpa berpikir dua kali, agen bus tersebut berbalik.
Sosok perempuan penunggu terminal Kota Yogyakarta ini bahkan menjadi momok tersendiri bagi para penyedia jasa bus malam. Banyak sopir dan kernet bus yang mengeluh kesulitan menghitung penumpang yang berangkat dari terminal tersebut karena sosok makhluk astral ini.
Bagaimana tidak, saat sedang membujuk penumpang untuk menggunakan armadanya. Sang calon penumpang mengatakan dari luas bus terlihat sudah terisi penuh.
Padahal, belum ada penumpang yang masuk ke dalam bus tersebut. Mau tak mau para sopir dan kernet bus yang beroperasi pada malam hari di terminal ini justru terbiasa menghitung kaki para penumpangnya, bukan menghitung kepala.
Penulis: Tifani
Advertisement