Virus Cepat Menyebar, Menkes Budi: Kita Butuh Platform Berbagi Data Genom

Perlunya platform berbagi data genom sekuens melihat penyebaran virus yang cepat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Feb 2022, 22:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan santunan kepada tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan COVID-19 di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta pada Senin 19 April 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Belajar dari penyebaran virus Corona, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan, perlunya platform berbagi data genom sekuens. Hal ini demi melihat seberapa jauh penularan varian virus, yang penyebarannya terbilang cepat.

Pada awal-awal COVID-19 terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, misalnya, dalam jangka waktu singkat, virus Sars-CoV-2 menyebar ke negara lain. Kecepatan dan deteksi varian virus menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) menjadi kunci utama.

"Kita benar-benar menyadari bahwa ketika virus (Corona) menyerang kita (pertama kali) di Wuhan, dalam hitungan minggu, genom sekuens langsung dilaporkan berbagai negara. Data-data deteksi adanya varian COVID-19 diupload (unggah)," jelas Budi Gunadi saat rangkaian acara G20, High Level International Seminar: Strengthening Global Health Architecture di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (17/2/2022).

"Ya, kemudian kan negara-negara dunia juga bergerak membuat vaksin COVID-19. Nah, kecepatan (deteksi virus) ini diperlukan di masa pandemi karena virus menyebar sangat cepat. Ini adalah tujuan utama kami (di Presidensi G20) juga, kami perlu merumuskan Global Genome Sequencing, platform berbagi data."

Demi mewujudkan platform berbagi data genom sekuens, Budi Gunadi berpesan kepada negara-negara lain, khususnya G20 untuk berfokus pada keselamatan nyawa manusia. Deteksi dan temuan lebih cepat varian virus dapat lekas membantu perawatan pasien yang terinfeksi.

"Lupakan geopolitik, ingatlah manusia. Lupakan soal ekonomi, siapa yang mendapatkan data (genom sekuens)," pesannya.

"Tapi ingat, berapa banyak nyawa yang bisa Anda selamatkan ketika Anda bisa melakukannya (deteksi virus) dengan cepat dan berikan kepercayaan untuk mengirimkan data."


Atasi Krisis Pandemi Bersama-sama

Sejumlah orang berdiri di luar toko yang dibuka kembali di jalan Graben di Wina, Austria, (14/4/2020). Austria menjadi salah satu negara pertama di Eropa yang melonggarkan kebijakan karantina nasional atau “lockdown” pandemi virus corona. (Xinhua/Guo Chen)

Saat ini, Budi Gunadi Sadikin menambahkan, kita semua menghadapi krisis pandemi COVID-19 yang telah berdampak terhadap lebih dari 5,9 juta orang dan 400 juta orang sakit. Negara-negara juga harus membangun Arsitektur Kesehatan Global lebih kuat, yang akan mempersiapkan dan melindungi generasi masa depan.

"Pandemi dan darurat kesehatan terbilang besar terjadi dan tidak ada satu pun pemerintah dan lembaga yang dapat menangani ini sendirian. Ini harus kita atasi bersama-sama," tambahnya.

"Kita tidak bisa melakukan ini secara eksklusif. Kita harus menyelesaikan masalah ini secara inklusif."

Saat ini, Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022 berfokus menyuarakan pada tiga hal utama. Hal itu sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Yang pertama adalah Arsitektur Kesehatan global. Yang kedua adalah ekonomi digital, yang ketiga tentang transisi energi. Sebagai Menteri Kesehatan, saya ingin membahas komitmen Indonesia terhadap prioritas memperkuat Arsitektur Kesehatan Global," lanjut Menkes Budi Gunadi.

"Prioritas pertama tentunya, kita perlu membangun ketahanan Sistem Kesehatan Global terbaru yang lebih baik."


Infografis Yuk Kenali Mutasi Virus Covid-19 Penyebab Varian Baru Bermunculan

Infografis Yuk Kenali Mutasi Virus Covid-19 Penyebab Varian Baru Bermunculan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya