Pengertian, Sejarah, dan Macam-Macam Teknik Jalan Cepat

Jalan cepat dan berbagai hal yang perlu kamu ketahui tentang olahraga ini

oleh Dzaky Nurcahyo diperbarui 29 Mar 2024, 21:24 WIB
Photo by Daniel Reche from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Jalan cepat mungkin terlihat mudah bagi sebagian orang. Sebab, aktivitas ‘berjalan’ merupakan gerakan yang dilakukan manusia setiap harinya.

Namun, siapa sangka, jalan cepat nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Olahraga jalan cepat memiliki beberapa aturan yang harus dipatuhi dan peraturan ini dapat menjadi tantangan tersendiri.

Bila dibandingkan dengan olahraga lari, terdapat perbedaan khas yang cukup signifikan antara olahraga lari dan olahraga jalan cepat. Meski, kedua olahraga ini sama-sama termasuk ke dalam cabang olahraga atletik.

Jika olahraga lari, terdapat momen dimana kedua kaki dapat melayang di udara. Sementara, pada olahraga jalan cepat, tidak berlaku hal tersebut. Pasalnya, dalam olahraga jalan cepat, salah satu kaki harus tetap menyentuh atau menginjak ke tanah.

Disisi lain, ketika melakukan olahraga jalan cepat, seluruh badan tidak boleh terasa kaku. Terlebih pada bagian pinggul, sebab bagian ini menjadi penentu utama gerakan olahraga jalan cepat. Semakin nyaman dan rileks bagian pinggul, maka olahraga jalan cepat dapat dilakukan dengan sempurna.


Pengertian Jalan Cepat

Ilustrasi jalan kaki di pagi hari. (Photo by Kate Joie on Unsplash)

Dikutip dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) karya Muhajir, pengertian jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus.

Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian jalan cepat adalah olahraga yang termasuk ke dalam cabang olahraga atletik. Jalan cepat dapat dilakukan dengan cara melangkah secara cepat ke depan, tetapi langkah kaki tersebut tak boleh terputus dan menyentuh tanah.


Sejarah Jalan Cepat

Atlet China, Qin Wang melakukan selebrasi usai menjadi runner up cabang olahraga jalan cepat 50 Km putra di Asian Games 2018, Jakarta, Kamis (30/8). Qin Wang menorehkan waktu 4 jam 6 menit dan 48 detik. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Melansir laman resmi Olympics, sejarah jalan cepat diyakini berasal dari era Victoria (1837-1901). Pada era tersebut, ada sebuah perlombaan dimana seorang laki-laki (yang belum menikah) akan berlari dan/atau berjalan di samping seorang pelatih.

Laki-laki yang disebut footmen ini kemudian menjadi ajang taruhan para bangsawan yang hidup pada zaman tersebut. Para bangsawan nantinya akan memilih ingin menjagokan footmen nomor berapa.

Meski terkesan sebagai ajang judi, tetapi kegiatan ini mulai dikenal luas. Tercatat, pada akhir abad Ke-19, jalan cepat sudah dikenal di Amerika Serikat. Namun, di Negeri Paman Sam ini, jalan cepat benar-benar diperlombakan secara serius.

Bahkan trek yang ditempuh bukan main jauhnya, tercatat para peserta yang mengikuti perlombaan ini harus menempuh jarak 1.000 km. Tapi, perlombaan ini dilakukan di dalam ruangan, sehingga peserta lomba jalan cepat hanya mengitari trek hingga 1.000 km.

Sementara, di ajang resmi Olimpiade, jalan cepat mulai diperlombakan pada Olimpiade Amerika Serikat 1904. Namun, waktu itu, perlombaan jalan cepat tidak berdiri sendiri, tetapi termasuk ke dalam olahraga decathlon.


Teknik Dasar Jalan Cepat

Ilustrasi Berjalan Kaki Credit: pexels.com/Andrea

Teknik Awalan (Start)

Teknik awalan merupakan teknik yang dilakukan sebelum memulai jalan cepat. Dalam teknik awalan ini, sejatinya tidak ada gerakan khusus, yang penting seluruh peserta berdiri di belakang garis start. Tahapan dalam melakukan teknik awalan di olahraga jalan cepat adalah sebagai berikut:

  1. Peserta harus menunggu aba-aba “bersedia” di belakang garis start
  2. Peserta harus menepatkan kaki kiri tepat di belakang garis start dan kaki kanan ditempatkan di belakang kaki kiri
  3. Kemudian, badan harus dicondongkan ke depan dan kedua tangan harus dalam posisi rileks
  4. Ketika mendengar “bunyi pistol” atau aba-aba “ya” dari petugas, maka mulai langkahkan kaki kanan terlebih dahulu sembari diimbangi dengan ayunan tangan serta pinggul yang rileks

Teknik Posisi Badan

Teknik selanjutnya adalah mengenai posisi badan ketika melakukan jalan cepat. Posisi badan ini cukup berpengaruh terhadap keefektifan jalan cepat. Sebab, posisi badan yang baik akan mempercepat pergerakan jalan cepat.

Nah, sikap atau posisi badan yang benar ketika melakukan jalan cepat adalah posisi tubuh harus menghadap ke depan, siku dilipat hingga membentuk 90 derajat, dan ayunan lengan serta langkah kaki harus seirama.


Selanjutnya

Ilustrasi Berjalan Kaki Credit: pexels.com/Dunn

Teknik Langkah Kaki

Pasca mengetahui posisi badan yang tepat ketika melakukan olahraga jalan cepat, teknik selanjutnya adalah teknik langkah kaki. Langkah kaki yang benar saat melakukan jalan cepat adalah memfokuskan berat tubuh di bagian paha.

Sebab, paha berperan penting untuk menjaga keseimbangan dalam olahraga jalan cepat. Dimana seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peserta jalan cepat diwajibkan tetap bertumpu di atas tanah pada salah satu bagian kakinya.

Kemudian, teknik langkah kaki yang dilakukan adalah dengan menjaga ayunan kaki sembari menekuk lutut sesuai langkah yang diambil. Selain itu, bagian tumit kaki harus mendarat terlebih dahulu guna menjaga kepastian posisi kaki tetap ada yang berpijak di atas tanah.

Teknik Akhiran (Finis)

Teknik terakhir dalam jalan cepat adalah teknik akhiran atau finis. Teknik ini terlihat mudah tetapi kerap dilupakan oleh para pemula.

Ketika peserta jalan cepat menyentuh garis finis, peserta dilarang langsung berhenti saat itu juga. Peserta dihimbau untuk tetap melakukan gerakan jalan cepat hingga lima meter dari garis finis. Setelah itu, gerakan bisa diperlambat sampai akhirnya benar-benar berhenti.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya