Liputan6.com, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat tanah longsor di kota Petropolis era kolonial Brasil naik menjadi 104 pada Kamis (17 Februari) dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut karena wilayah itu dilanda hujan terberat dalam hampir satu abad minggu ini.
Ketika upaya penyelamatan berlanjut, kamar jenazah setempat terpaksa menggunakan truk berpendingin sebagai cadangan karena lebih banyak korban dibawa masuk sementara jenazah lainnya masih menunggu untuk diidentifikasi oleh keluarga mereka. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (18/2/2022).
Advertisement
"Bekerja semalaman, dengan penerangan yang buruk dan tanah yang basah, selalu menjadi tantangan. Tapi saya bertekad untuk bekerja tanpa lelah dalam mencari korban selamat," kata kepala pertahanan sipil Rio de Janeiro Leandro Monteiro.
Lebih dari 500 petugas penyelamat, bersama dengan tetangga dan kerabat para korban, masih mencari kemungkinan korban selamat, kata layanan darurat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korban Tewas dan Hilang
Penghitungan awal menunjukkan setidaknya 35 orang lagi hilang.
Menurut para pejabat, setidaknya 13 anak-anak termasuk di antara yang tewas.
"Saya sudah tinggal di sini selama 44 tahun dan tidak pernah melihat yang seperti itu ... Semua teman saya hilang, mereka semua mati, semua dikubur," kata penduduk setempat Maria Jose Dante de Araujo.
Hujan yang turun pada hari Selasa saja melebihi rata-rata sepanjang bulan Februari, menyebabkan tanah longsor yang melanda rumah-rumah, membanjiri jalan-jalan, menghanyutkan mobil dan bus dan meninggalkan luka seluas ratusan meter di lereng gunung di kawasan itu.
Advertisement