Liputan6.com, Jakarta - LDX Token merupakan aset kripto yang dikembangkan oleh Litedex Protocol. Sebagai Platform Decentralized Exchange murni karya anak bangsa, Litedex Protocol mengusung konsep Meta Finance.
Litedex Protocol berani menjadi Platform Decentralized Exchange pertama asal Indonesia yang mengadopsi multi Blockchain, seperti Binance, Ethereum, Solana, Huobi dan lainnya.
Dengan mengembangkan proyek-proyek favorit trader, seperti Staking, Farming, swab dan pool, LDX Token diyakini mampu menciptakan ekosistem yang luas dan berkelanjutan.
"Sebagai platform murni karya anak bangsa, proyek-proyek Litedex protocol, termasuk LDX Token, mendapat dukungan dari Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga. Meski dikembangkan oleh anak negeri, namun Litedex optimis mampu menembus pasar global, tentu dengan underlying proyek yang jelas dan menjadi favorit investor,” kata Chief Marketing Officer Litedex Protocol, Andra L, Jumat (18/2/2022).
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan aset kripto lain yang ada di Indonesia, LDX Token dikembangkan sendiri oleh tim IT lokal tanpa melibatkan pihak asing. Mulai dari pendanaan hingga pembuatan smart contract yang dibuat sendiri oleh tenaga IT profesional dari dalam negeri.
Untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan kepada investor, Litedex Protocol selalu melakukan proses audit untuk setiap smart contractnya, seperti smart contract LDX Token yang sudah selesai dilakukan dengan hasil yang memuaskan. Kebijakan ini dilakukan secara konsisten hingga semua projek Litedex berstatus mainet.
LDX Token bisa menjadi pilihan utama para investor, karena mengusung konsep Meta Finance dengan tagline 'The Bridge of Metaverse Wealth." Pondasi Meta Finance yang dibangun Litedex membuat LDX Token punya peran penting dalam dunia metaverse yang sudah di depan mata.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Kripto Jumat Pagi 18 Februari 2022
Sebelumnya, jelang akhir pekan Harga Bitcoin, Ethereum dan kripto jajaran teratas terlihat alami penurunan yang serentak pada Jumat pagi, 18 Februari 2022. Mayoritas kripto jajaran teratas melemah dalam perdagangan pagi ini.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah sebesar 7,62 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan sebesar 7,02 persen.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 40.709,37 per koin atau setara Rp 584,4 juta (asumsi kurs Rp 14.357 per dolar AS).
Ethereum(ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga turut melemah. Dalam 24 jam terakhir, ETH melemah sebesar 7,84 persen dan sebesar 7,06 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.892,26 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini juga ikut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah sebesar 5,34 persen dan dalam sepekan sebesar 3,25 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 404,50 per koin.
Adapun Cardano (ADA) juga melemah hari ini. ADA melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 5,48 persen dan 11,87 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,02 per koin.
Sedangkan, Solana (SOL) juga mengikuti kripto yang berada di atasnya dengan melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 7,97 persen dan 13,03 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 94,01 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), tidak menunjukkan pergerakan harga yang signifikan dalam 24 jam terakhir. Saat ini USD berada di level USD 1,00, tetapi USDC masih belum kembali ke harga awalnya, dan masih tertahan di USD 0,9992.
Advertisement