Liputan6.com, Jakarta Kepada Dewan Keamanan PBB Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken mengatakan Rusia berencana untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari. Ia mengatakan menurut informasi intelijen serangan dapat didahului oleh alasan yang direkayasa melibatkan serangan senjata kimia palsu atau nyata.
Blinken menyuarakan keprihatinan pemerintahan Biden, Kamis 17 Februari 2022, setelah membuat perubahan pada saat-saat terakhir atas rencana perjalanannya hari Kamis ketika kekhawatiran meningkat bahwa Rusia merencanakan untuk menyerang Ukraina.
Advertisement
"Informasi kami dengan jelas menunjukkan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, termasuk pasukan darat dan pesawat sedang bersiap melancarkan serangan ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang," kata Blinken seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (18/2/2022).
Blinken menggambarkan sebuah serangan yang diantisipasi oleh intelijen AS termasuk serangan "misil dan bom" terhadap Ukraina, “serangan siber terhadap lembaga-lembaga utama Ukraina" dan invasi tank dan pasukan ke sasaran-sasaran vital, termasuk ibu kota Kiev.
"Saya tegaskan: hari ini, saya di sini bukan untuk memulai perang, tetapi mencegah perang. Informasi yang saya sampaikan di sini sudah divalidasi lewat apa yang kami saksikan dan terungkap di depan mata kita selama berbulan-bulan," Blinken menegaskan.
Kepada dewan PBB itu, Blinken juga mengatakan telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari sebelumnya yang mengusulkan pertemuan langsung di Eropa minggu depan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ketegangan Terus Meningkat
Sementara, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield meminta agar Blinken mengubah rencananya setelah Rusia menambahkan 7.000 tentara kepada lebih dari 100.000 pasukan yang sudah bersiap di dekat perbatasan Rusia dengan Ukraina, meskipun Rusia mengatakan telah memulangkan beberapa tentara ke pangkalan mereka.
Ketegangan terus meningkat hari Kamis (17/2) setelah Rusia mengusir wakil duta besar AS untuk Rusia, sebuah langkah yang menurut wakil sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre “tidak beralasan.”
Juga pada hari yang sama, beberapa sekutu NATO menuduh Rusia menyebarkan "disinformasi" tentang penarikan kembali pasukan dan tentara Ukraina dan separatis dukungan Rusia saling menuduh melakukan penembakan intensif di sepanjang garis yang memisahkan mereka di Ukraina timur.
Rusia terus menyangkal bahwa pihaknya merencanakan untuk menyerang Ukraina dan berkilah pihaknya berhak mengerahkan pasukan jika diperlukan untuk mengimbangi ancaman dari NATO. Kremlin menginginkan Barat melarang Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya bergabung dengan NATO, mengakhiri penempatan senjata di dekat perbatasannya dan menarik pasukan dari Eropa Timur. Semua tuntutan Rusia itu telah ditolak oleh sekutu barat.
Sebelum mengubah rencananya, Blinken tadinya dijadwalkan melakukan perjalanan ke Munich untuk menghadiri pertemuan Konferensi Keamanan tahunan yang akan dihadirinya masih dalam minggu ini.
Advertisement