Liputan6.com, Jakarta - Pelangi Tanpa Warna akhirnya tayang di bioskop mulai Kamis (17/2/2022). Film karya sineas Indra Gunawan ini mempertemukan dua bintang dengan jam terbang tinggi, Maudy Koesnaedi dan Rano Karno.
Pelangi Tanpa Warna mengisahkan Fedi (Rano) ayah satu anak yang menghadapi kenyataan pahit. Istrinya, Kirana (Maudy) divonis mengidap Alzheimer. Tak mudah untuk beradaptasi dengan pasangan yang mulai melupakan sejumlah detail.
Baca Juga
Advertisement
Lewat siaran langsung Instagram Moviepedia Liputan6.com baru-baru ini, Maudy Koesnaedi menjawab sejumlah pertanyaan netizen. Salah satunya, apakah sang aktris didampingi dokter atau pakar untuk mendalami peran ini?
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Soal Pendampingan
“Kalau pendampingan enggak ada waktu di lokasi syuting. Ideal kalau ada, disediakan konsultan khusus untuk itu, tapi memang enggak ada. Kita kemarin syuting kayaknya habis gelombang kedua Covoid-19,” katanya.
Maudy Koesnaedi meriset sejumlah informasi atau jurnal valid di Google. Ia membaca artikel dan materi konsultasi seputar Alzheimer untuk mendapat gambaran lebih terang soal definisi hingga dampak penyakit ini.
Advertisement
Konsultasi dengan Sutradara
“(Selain itu) saya konsultasi dan mengobrol atau diskusi dengan sutradara Indra Gunawan, karena ini pengalaman pribadinya. Yang menarik, Alzheimer ini bentuknya bisa beda-beda yang dialami berbagai orang,” Maudy Koesnaedi menyambung.
Yang menimpa Kirana dalam Pelangi Tanpa Warna adalah Alzheimer tahap awal. Berdasarkan hasil konsultasi bareng sutradara, disepakati untuk tidak menampilkan dampak ekstrem Alzheimer.
Still Alice
“Dia enggak sampai hati mengekspresikan kondisi Alzheimer yang begitu berat. Aku berusaha dari apa yang aku tangkap lewat film Prancis dan Still Alice,” beri tahunya. Still Alice adalah film soal Alzheimer yang dibintangi Julianne Moore.
Lewat peran ini, sang aktris menang Pemeran Utama Wanita Terbaik di BAFTA, SAG Awards, Golden Globe, hingga Piala Oscar. Dalam kesempatan itu, Maudy Koesnaedi mengingatkan yang patut didukung sejatinya tak hanya pasien Alzheimer.
Advertisement
Bukan Cuma Pasien
Keluarga pasien pun patut dibesarkan hatinya. “Yang kaget bukan cuma yang kena loh,” Maudy Koesnaedi mengingatkan. “(Orang di) sekelilingnya pasti ikut syok memahami perubahan yang enggak tahu bisa dicegah apa enggak,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Film ini mewakili perasaan mereka yang mengalami situasi ini.” Support system yang solid, kata Maudy Koesnaedi, membuat beban pasien dan keluarga lebih ringan.