Liputan6.com, Jakarta: Dunia hiburan nasional rupanya tengah mengalami demam horor. Tengok saja berbagai stasiun televisi yang menyuguhkan tayangan bertemakan horor atau misteri secara rutin. Begitu pula di industri layar lebar. Berawal kesuksesan film "Jelangkung", berikutnya sejumlah film bertema serupa pun bermunculan. Yang terakhir dirilis adalah film bertajuk "Peti Mati" (The Coffin). Sang sutradara, Mardali Syarif mengatakan, konsep cerita yang diangkat adalah misteri, bukan horor. Menurut dia, film misteri itu menceritakan sesuatu yang tak pernah selesai. Sedangkan film horor adalah film yang berusaha menakut-nakuti penonton. "Saya tak berusaha membuat penonton takut," kata Mardali, saat berdialog dengan reporter SCTV Bayu Sutiyono di Jakarta, Ahad (2/2). Juga hadir dalam dialog pemeran utama Maya Caroline dan pengamat perfilman Noorca M. Massardi.
Mengenai maraknya film horor, Noorca menilai, masyarakat Indonesia memang sudah jenuh dengan kenyataan, sehingga dengan mudah menikmati yang tak nyata. "Masyarakat lebih baik ngomongin misteri daripada kenyataan," kata Noor--panggilan Noorca. Menurut dia, sebenarnya buat masyarakat tak masalah disuguhi film bertema apapun. "Yang penting, film itu bagus," ujar Noor. Dia berharap booming film horor membantu kebangkitan kembali film nasional.
Sementara itu, buat Maya, "Peti Mati" adalah debutnya di layar perak. Maya mengakui, bermain dalam film berbeda dengan sinetron--industri yang lebih dulu digelutinya. "Kalau di film, berakting lebih maksimal," ujar perempuan berambut panjang ini. Ketika syuting, Maya mengaku, sempat mengalami kejadian aneh. Dia menuturkan, waktu itu tiba-tiba lampu mati. Anehnya, lampu bisa menyala di tempat lain. "Akhirnya syuting hari itu break dan baru dilanjutkan besoknya," kata Maya menuturkan. Meski memulai karir layar lebar di film misteri, Maya enggan hanya berperan dalam satu jenis film. "Supaya pengalaman beraktingnya lebih banyak," kata dia.
Film "Peti Mati" berlatar belakang kehidupan etnis Tionghoa di Jakarta di penghujung `50-an. Adalah Rudi alias Kiat Jin--diperankan Sandy Nayoan, anak Peng Liong (Eman Sulaeman) yang kaya raya. Rudi berpacaran dengan Meng Mey (Maya). Namun, kisah cinta mereka kandas begitu A Boen (Joseph Ginting), penjual peti mati, meramalkan Rudi tak lama lagi bakal menempati satu di antara peti mati buatannya.
Tak hanya kehilangan kekasih, setelah itu Rudi pun menjadi miskin. Sementara Meng disunting A Boen. Karena merasa iba, Meng meminta suaminya mempekerjakan Rudi untuk membantu membuat peti mati. Rupanya Rudi tidak melupakan ramalan A Boen. Dia berusaha mati-matian menyingkirkan peti mati yang bakal menjadi peristirahatan terakhirnya itu. Penayangan perdana film ini digelar di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, 31 Januari silam. Rencananya, &quotPeti Mati&quot juga akan dipasarkan di Singapura dan Malaysia.(ZAQ)
Mengenai maraknya film horor, Noorca menilai, masyarakat Indonesia memang sudah jenuh dengan kenyataan, sehingga dengan mudah menikmati yang tak nyata. "Masyarakat lebih baik ngomongin misteri daripada kenyataan," kata Noor--panggilan Noorca. Menurut dia, sebenarnya buat masyarakat tak masalah disuguhi film bertema apapun. "Yang penting, film itu bagus," ujar Noor. Dia berharap booming film horor membantu kebangkitan kembali film nasional.
Sementara itu, buat Maya, "Peti Mati" adalah debutnya di layar perak. Maya mengakui, bermain dalam film berbeda dengan sinetron--industri yang lebih dulu digelutinya. "Kalau di film, berakting lebih maksimal," ujar perempuan berambut panjang ini. Ketika syuting, Maya mengaku, sempat mengalami kejadian aneh. Dia menuturkan, waktu itu tiba-tiba lampu mati. Anehnya, lampu bisa menyala di tempat lain. "Akhirnya syuting hari itu break dan baru dilanjutkan besoknya," kata Maya menuturkan. Meski memulai karir layar lebar di film misteri, Maya enggan hanya berperan dalam satu jenis film. "Supaya pengalaman beraktingnya lebih banyak," kata dia.
Film "Peti Mati" berlatar belakang kehidupan etnis Tionghoa di Jakarta di penghujung `50-an. Adalah Rudi alias Kiat Jin--diperankan Sandy Nayoan, anak Peng Liong (Eman Sulaeman) yang kaya raya. Rudi berpacaran dengan Meng Mey (Maya). Namun, kisah cinta mereka kandas begitu A Boen (Joseph Ginting), penjual peti mati, meramalkan Rudi tak lama lagi bakal menempati satu di antara peti mati buatannya.
Tak hanya kehilangan kekasih, setelah itu Rudi pun menjadi miskin. Sementara Meng disunting A Boen. Karena merasa iba, Meng meminta suaminya mempekerjakan Rudi untuk membantu membuat peti mati. Rupanya Rudi tidak melupakan ramalan A Boen. Dia berusaha mati-matian menyingkirkan peti mati yang bakal menjadi peristirahatan terakhirnya itu. Penayangan perdana film ini digelar di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, 31 Januari silam. Rencananya, &quotPeti Mati&quot juga akan dipasarkan di Singapura dan Malaysia.(ZAQ)