Sebatang Kara, Bocah 12 Tahun Ini Nyanyi di Facebook untuk Dana Pemakaman Ayah

Hanya tinggal berdua bersama ayah, kini bocah 12 tahun ini harus hidup seorang diri

oleh Muhammad Fahrur Safi'i diperbarui 18 Feb 2022, 15:45 WIB
Kisah haru bocah 12 tahun yang kini tinggal sebatang kara (Sumber: Facebook/gun.chanadach)

Liputan6.com, Jakarta Kenyataan hidup memang tidak selalu indah, banyak orang merasakan pahitnya hidup hingga menitikkan air mata. Apalagi saat kehilangan orang tua yang selama ini hidup bersama dan bergantung satu sama lain.

Kejadian seperti ini tentu banyak dirasakan oleh setiap orang. Namun kejadian yang menimpa seorang bocah berusia 12 tahun ini viral dalam media sosial Facebook belakangan ini.

Mengutip dari The Nation, seorang anak bernama Chanadej Khiewsen, merupakan seniman jalanan yang telah bermain gitar sejak usianya lima tahun. Keceriaannya saat bawakan lagu harus berubah menjadi haru karena baru-baru ini ayahnya meninggal pada 15 Februari kemarin.

Biasa tampil di jalanan untuk mendapatkan penghasilan sebagai uang sekolah dan kebutuhan lainnya. Ia bernyanyi di Facebook untuk mengumpulkan dana pemakaman sang ayah karena sakit kanker.

Berikut ulasan kisah haru bocah 12 tahun galang dana di Facebook yang Liputan6.com kutip dari Worldofbuzz, Jumat (18/2/2022)


Ngamen di Facebook untuk menggalang dana pemakaman bagi sang ayah

Kisah haru bocah 12 tahun yang kini tinggal sebatang kara (Sumber: Facebook/gun.chanadach)

Mengutip dari Worldofbuzz, Jumat (18/2/2022) seorang bocah berusia 12 tahun bernama Chanadej Khiewsen yang berasal dari Thailand belakangan viral dalam media sosial Facebook. Dikenal sebagai seniman jalanan yang kerap menghibur di Pasar Akhir Pekan Chatuchak dan Siam Square, Khiewsen belakangan tampil melalui media sosial Facebook untuk menghibur orang-orang.

Hal ini ia lakukan karena sang ayah sedang sakit kanker dan harus di rawat di rumah sakit. Selama pertunjukannya, ia pun mengumpulkan uang untuk biaya perawatan sang ayah. Diketahui Khiewsen hanya tnggal berdua dengan ayahnya selama ini.

Sampai pada akhirnya, hari yang sebenarnya tidak ingin ia temui ialah hari kematian ayahnya pada 15 Februari kemarin. Khiewsen pun tampil bernyanyi di Facebook untuk mengumpulkan dana pemakaman sambil menangis.

Hari dimana aku tidak ingin datang telah tiba. Tapi Ayah menyuruhku untuk hidup di dunia nyata. Saya ingin melakukan ini untuk Ayah untuk terakhir kalinya. Saya melakukan konser langsung untuk Ayah. Hari ini, aku memohon untuk pemakaman Ayah. Saya tidak ingin menggunakan istilah ini sama sekali.” mengutip dari Worldofbuzz.


Banyak orang merasa terharu dan memberikan donasi kepada bocah 12 tahun ini

Kisah haru bocah 12 tahun yang kini tinggal sebatang kara (Sumber: Facebook/gun.chanadach)

Melihat Khiewsen yang bernyanyi di Facebook sambil menitikan air mata, banyak orang pun terharu dan memberikan berbagai donasi. Sampai pada akhirnya ia pun dapat melaksanakan pemakaman sederhana untuk sang ayah. 

Terima kasih atas perhatian Anda, mohon maaf saya belum bisa membalas pesan dan komentar. Saya masih sedih tapi saya akan terus berjuang. Tolong beri saya waktu karena hal terbaik dalam hidup saya adalah ayah saya.” tulis Khiewsen dalam media sosial Facebook.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya