Liputan6.com, Jakarta - Sebuah tim peneliti Amerika melaporkan bahwa mereka mungkin menyembuhkan HIV pada seorang wanita untuk pertama kalinya. Membangun kesuksesan masa lalu, serta kegagalan, di bidang penelitian penyembuhan HIV, para ilmuwan ini menggunakan metode transplantasi sel induk mutakhir yang mereka harapkan akan memperluas kumpulan orang yang dapat menerima pengobatan serupa menjadi beberapa lusin setiap tahun.
Dilansir dari laman NBC News, Jumat (18/2/2022), pasien mereka masuk ke sebuah klub langka yang mencakup tiga pria yang telah disembuhkan oleh para ilmuwan, atau sangat mungkin disembuhkan, dari HIV.
Advertisement
Para peneliti juga mengetahui dua wanita yang sistem kekebalannya, secara luar biasa, tampaknya telah mengalahkan virus tersebut.
Carl Dieffenbach, direktur Divisi AIDS di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, salah satu dari beberapa divisi dari Institut Kesehatan Nasional yang mendanai jaringan penelitian di balik studi kasus baru, mengatakan kepada NBC News bahwa akumulasi kemenangan nyata yang berulang dalam menyembuhkan HIV “terus memberikan harapan.”
“Sangat penting bahwa terus ada kesuksesan di sepanjang garis ini,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Metode Pengobatan
Dalam kasus pertama yang akhirnya dianggap sebagai penyembuhan HIV yang berhasil, para peneliti merawat Timothy Ray Brown dari Amerika untuk leukemia myeloid akut, atau AML.
Dia menerima transplantasi sel induk dari seorang donor yang memiliki kelainan genetik langka yang memberikan sel kekebalan yang menargetkan resistensi alami HIV terhadap virus. Strategi dalam kasus Brown, yang pertama kali diumumkan pada 2008, tampaknya telah menyembuhkan HIV pada dua orang lainnya. Tapi itu juga gagal dalam serangkaian lainnya.
Proses terapi ini dimaksudkan untuk menggantikan sistem kekebalan seseorang dengan orang lain, mengobati kanker mereka sekaligus menyembuhkan HIV mereka.
Pertama, dokter harus menghancurkan sistem kekebalan asli dengan kemoterapi dan kadang-kadang penyinaran. Harapannya adalah bahwa ini juga menghancurkan sebanyak mungkin sel kekebalan yang masih diam-diam menyimpan HIV meskipun pengobatan antiretroviral efektif. Kemudian, asalkan sel induk resisten HIV yang ditransplantasikan tertanam dengan benar, salinan virus baru yang mungkin muncul dari sel terinfeksi yang tersisa tidak akan dapat menginfeksi sel kekebalan lainnya.
Advertisement