Melihat Prospek Sektor Saham Keuangan pada 2022

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, saham perbankan akan topang indeks sektor saham keuangan pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Feb 2022, 17:54 WIB
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja sektor keuangan dinilai kian membaik seiring penanganan pandemi covid-19 di dalam negeri. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor saham keuangan (IDX Sector Financials) naik 0,91 persen pada Jumat, 18 Februari 2022.

Secara year to date (ytd), indeks sektor saham keuangan menguat 6,51 persen ke posisi 1.626,27. Adapun indeks sektor saham ini memiliki 104 saham yang tergabung.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, performa saham di IDX Sector Financials diperkirakan meroket pada 2022 khususnya yang berasal dari perbankan.

"Prospeknya sangat baik, karena pada fase recovery ekonomi sektor keuangan terutama perbankan merupakan ujung tombak dalam memberikan pendanaan kepada masyarakat,” kata Wawan kepada Liputan6.com, Jumat (18/2/2022).

Ia menuturkan,pertumbuhan kredit pada 2021 tercatat mencapai 6 persen, dan diharapkan akan lebih tinggi lagi pada 2022.

Pada saat bersamaan, Wawan menuturkan tren harga komoditas yang tinggi juga akan berimbas positif pada sektor keuangan.

"Harga komoditas yang sedang tinggi juga berimbas positif pada pertumbuhan ekonomi di indonesia yang menguntungkan sektor keuangan," kata Wawan.

Wawan menuturkan, saham bank kapitalisasi besar bisa dipertimbangkan karena memiliki pertumbuhan yang baik.

"Big cap seperti BBCA, BBRI diburu oleh asing karena pertumbuhanya yang baik, disarankan untuk mulai koleksi karena prospeknya baik untuk dipegang 3 tahun ke depan," ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penutupan IHSG pada Jumat 18 Februari 2022

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau dan menyentuh level tertinggi sepanjang masa secara intraday pada perdagangan Jumat, 18 Februari 2022.

Penguatan IHSG tersebut juga didukung aksi beli investor asing.Pada penutupan perdagangan, IHSG melonjak 0,84 persen ke posisi 6.892,81. Posisi IHSG saat ini tertinggi sepanjang masa setelah sentuh level tertinggi 6.850 pada perdagangan 16 Februari 2022.

Indeks LQ45 menguat 0,89 persen ke posisi 982,04. Seluruh indeks acuan kompak menguat.Jelang akhir pekan, IHSG sentuh level tertinggi 6.899,41, dan merupakan level tertinggi sepanjang masa. IHSG menyentuh posisi terendah 6.812,35. Sebanyak 295 saham menguat sehingga angkat IHSG.

225 saham melemah dan 169 saham diam di tempat.Total frekuensi perdagangan 1.499.778 kali dengan volume perdagangan 25,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 11,7 triliun.

Investor asing beli saham Rp 742,31 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.334.Secara sektoral sebagian besar menguat kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi susut 0,74 persen dan indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,15 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 2,32 persen, dan pimpin penguatan. Diikuti indeks sektor saham IDXtechno melonjak 1,9 persen dan indeks sektor IDXproperty mendaki 1,42 persen.

Pada perdagangan Jumat 18 Februari 2022, investor asing beli saham Rp 742,31 miliar di seluruh pasar. Saham-saham yang dibeli investor asing banyak dari perbankan.

Rinciannya, saham ARTO senilai Rp 132,8 miliar.Kemudian saham BBRI senilai Rp 100,2 miliar, saham ASII senilai Rp 65,4 miliar, saham TLKM senilai Rp 60,4 miliar. Serta saham BMRI senilai Rp 52,5 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya