Gandeng UI, Garuda Indonesia Perkuat Kelola Kesehatan Penerbangan

Garuda Indonesia dan Universitas Indonesia sepakat untuk bersinergi dalam memaksimalkan potensi masing-masing entitas.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Feb 2022, 19:40 WIB
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia guna perkuat Penyelenggaraan Kegiatan Akademik, Pelatihan, dan Pelayanan Kesehatan di Bidang Kedokteran Penerbangan.

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Human Capital Garuda Indonesia, Aryaperwira Adileksana dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB pada Kamis (17/2/2022) kemarin di Garuda Indonesia Training Center (GITC).

Adapun kerjasama ini merupakan bagian dari komitmen Perusahaan dalam memperkuat fokus safety berbasis tata kelola kesehatan penerbangan.

Melalui kerja sama tersebut Garuda Indonesia dan Universitas Indonesia sepakat untuk bersinergi dalam memaksimalkan potensi masing-masing entitas. Diantaranya melalui penyelenggaraan kegiatan akademik dan pelatihan khususnya di bidang kedokteran penerbangan di Garuda Indonesia Training Center (GITC) dan Klinik Garuda Sentra Medika (GSM).

Ini diperuntukkan bagi para pilot, awak kabin serta tenaga kesehatan GSM hingga pelaksanaan pelayanan kesehatan di GSM oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia maupun staf pendidik Fakultas Kedokteran UI.

Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra mengatakan kerja sama dengan Universitas Indonesia ini merupakan bentuk kolaborasi strategis antar pelaku industri penerbangan dengan akademisi bidang kesehatan. Ia berharap langkah ini akan dapat memaksimalkan upaya untuk mengoptimalkan aspek safety pada lini operasional Garuda melalui tata kelola mitigasi risiko kesehatan awak pesawat.

“Kehadiran ilmu-ilmu kedokteran yang terus berkembang seiring tantangan yang dihadapi dan kecanggihan teknologi seperti Program Studi Kedokteran Penerbangan Universitas Indonesia yang dikenal sebagai salah satu program studi yang tergolong baru dan juga sangat langka karena saat ini posisinya di Asia menjadi satu-satunya," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (18/2/2022).

"tentunya turut menjawab kebutuhan industri penerbangan dalam memaksimalkan pemberian layanan konektivitas udara terbaik bagi masyarakat melalui individunya dalam hal ini awak pesawat yang sehat untuk menjalankan tugasnya menjaga keamanan dan keselamatan seluruh penumpang.” , imbuh Irfan.

Lebih lanjut ia berharap dengan kehadiran tenaga pendidik dari Fakultas Kedokteran UI yang dikenal sebagai fakultas kedokteran terbaik di Indonesia diharapkan akan dapat meningkatkan kompetensi serta level of safety para awak pesawat.

"serta dokter kami dalam kaitan situasi emergency yang mungkin dihadapi selaras dengan komitmen kami dalam menghadirkan layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa kami," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengembangan Dokter Spesialis

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB menyampaikan apresiasinya kepada Garuda Indonesia yang telah mendukung pengembangan Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran UI khususnya program studi Kedokteran Penerbangan.

Kesediaan GITC dan GSM sebagai lahan pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan FKUI akan turut membantu menciptakan dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan yang kompeten di bidangnya.

“Tentunya dengan pengalaman yang didapatkan langsung oleh para siswa ilmu kedokteran penerbangan ini diharapkan akan dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan sesuai dengan spesialis masing-masing," katanya.

Irfan menyebut, sejalan dengan langkah berkesinambungan Garuda Indonesia dalam mengakselerasikan pemulihan kinerja usaha yang masih berlangsung saat ini

"Tentunya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Garuda Indonesia untuk dapat bersama-sama dengan Universitas Indonesia hadir membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat melalui komitmen pengembangan studi kesehatan dan keselamatan aktivitas penerbangan terutama di Indonesia yang menjadi esensi penting dalam optimalisasi safety pada lini operasional penerbangan di Garuda Indonesia", tutup Irfan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya