Liputan6.com, Moskow - Konflik antara Ukraina dan Rusia dianggap sarat dengan kepentingan geopolitik. Nama NATO pun sering disebut-sebut, sebab Rusia menolak jika Ukraina masuk NATO. Di sisi lain, NATO menilai Ukraina punya hak jika ingin bergabung.
Duta Besar Rusia di Jakarta, Lyudmila Vorobieva, mengaku khawatir jika Ukraina bergabung maka NATO mendapat akses untuk membawa peralatan militernya ke perbatasan Rusia. Hal itu dinilai mengancam keamanan nasional negaranya.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, Duta Besar Indonesia untuk Rusia di Moskow, Jose Tavares menjelaskan, permintaan Rusia perlu disimak negara-negara barat, supaya ada jalan tengah mengenai kebijakan keamanan di Eropa. Dubes Tavares juga menjelaskan alasan Rusia khawatir pada NATO di Ukraina.
"Dengan adanya keanggotaan NATO semakin dekat ke perbatasan (Rusia) ... itu membawa konsekuensi penempatan persenjataan rudal-rudal, missile defence system, di perbatasan yang dekat dengan kota-kota besar, termasuk Moskow dan Saint Petersburg. Jadi kalau ditembakan, apalagi yang hypersonic, hanya beberapa menit sampai di Moskow," ujar Dubes Jose kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu (19/2/2022).
Menurut Dubes Lyudmila Vorobieva, keributan yang terjadi hanyalah "histeria" dari negara-negara barat. Namun, ketegangan di Ukraina memang memunculkan diskusi tentang "Perang Dunia III" yang berisiko terjadi.
Merespons hal tersebut, Dubes Jose Tavares mengingatkan perang yang terjadi bisa memicu kiamat, serta kehancuran pasti bagi yang terlibat.
Berikut penjelasannya:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mutual Destruction
Dubes Jose Tavares menyebut diplomasi masih menjadi jalan terbaik. Sebab, perang antara NATO dan Rusia hanya bisa membawa kehancuran besar, apalagi jika nuklir sudah terlibat.
"Jadi diplomasi masih sangat terbuka lebar. Secara hipotetis memang kalau perang hanya skala kecil, tentu saja tak mencapai itu: tingkat perang dunia. Namun, jika perangnya itu melibatkan Rusia dan NATO itu bahaya. Sangat membahayakan dunia," ujar Dubes Jose.
Ia pun mengingatkan bahwa sekutu-sekutu AS yang juga anggota Dewan Keamanan PBB, seperti Inggris juga punya nuklir.
"Apabila terjadi perang antara NATO dan Rusia maka terdapat kemungkinan kalau perangnya itu sampai dalam bentuk yang masif, maka senjata nuklir itu tidak ada yang bisa menjamin tidak digunakan. Itu bahayanya," kata Dubes Jose.
"Kalau itu digunakan, maka dunia yang kita kenal saat ini akan luluh lantak dan babak belur. Hancur total. Maka itu boleh dikatakan kiamat," ujarnya.
Hal lain yang disorot Dubes Jose adalah tidak ada yang tahu berapa jumlah pasti nuklir yang menjadi arsenal Amerika Serikat dan Rusia.
Namun, Dubes Jose mengingatkan bahwa pemimpin negara-negara maju sudah sudar bahwa perang nuklir hanya membawa kehancuran bersama. Istilahnya: mutually assured destruction (kehancuran bersama yang terjamin).
Selain itu, ia menyebut peluang perang besar juga kecil, sebab masih ada Dewan Keamanan PBB. Dubes Jose berkata sangat ironis jika Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan AS, Rusia, Inggris, dan Rusia justru menimbulkan konflik besar.
"Jadi dari lima anggota tetap DK PBB ini yang fungsi utamanya untuk stabilitas dan keamanan internasional punya fungsi itu, kalau sampai empat itu yang menimbulkan kan sangat ironis," ujarnya.
Advertisement