Liputan6.com, Jakarta Harga emas sedikit melemah dari level kunci USD 1.900 per ons pada hari Jumat karena harapan untuk pembicaraan AS-Rusia membawa ketenangan ke pasar yang lebih luas. Namun kekhawatiran yang tersisa atas Ukraina membuat emas tetap di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (19/2/2022), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen pada USD 1,896.04 per ons pada 13:59. ET (1859 GMT), setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak Juni 2021 di USD 1,902.22. Ini telah naik 1,9 persen sejauh minggu ini.
Advertisement
Harga emas berjangka AS turun 0,1 persen pada USD 1,899,80.
"Perkembangan terbaru seputar situasi Rusia-Ukraina adalah positif dan itu melihat sedikit kemunduran emas," kata ahli strategi pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn.
Penurunan harga emas ini akan berumur pendek karena ketegangan yang berkepanjangan akan terus mendukung emas, katanya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken setuju untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov minggu depan, menenangkan kegelisahan investor dan memperlambat permintaan tempat berlindung yang aman.
Namun, kantor berita Rusia melaporkan tentang ledakan di kota Donetsk, Ukraina timur.
Pernyataan Presiden AS Joe Biden
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden akan memberikan pembaruan tentang situasi Rusia-Ukraina pada pukul 4 sore. ET pada hari Jumat.
"Investor telah mencari perlindungan dalam aset surga seperti emas tidak hanya karena situasi Ukraina dan meningkatnya volatilitas pasar saham tetapi juga tekanan inflasi yang melonjak," Fawad Razaqzada, seorang analis di ThinkMarkets, menulis dalam sebuah catatan.
Para pemimpin keuangan dari Kelompok 20 ekonomi utama ditetapkan pada hari Jumat untuk menyetujui bahwa kenaikan inflasi dan risiko geopolitik dapat mengancam pemulihan global yang rapuh.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak dan sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
Advertisement