Soal Omicron, Epidemiolog Minta Masyarakat Jangan Terkecoh BOR

Epidemiolog Indonesia Dicky Budiman meminta masyarakat jangan terkecoh dengan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang masih terkendali di tengah pandemi covid-19 varian Omicron.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 19 Feb 2022, 12:41 WIB
Sejumlah warga berjalan di Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis, (17/2/2022). Provinsi DKI Jakarta disebut sudah melewati gelombang ketiga Covid-19 yang dipicu oleh penyebaran virus corona varian Omicron. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog Indonesia Dicky Budiman meminta masyarakat jangan terkecoh dengan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) yang masih terkendali di tengah pandemi covid-19 varian Omicron.

Menurut Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia itu, masih ada patokan lain yang harus diperhatikan dalam penanganan covid-19.

"Hal lain yang harus dipahami adalah Indonesia itu enggak bisa hanya melihat 'Oh rumah sakit kosong' karena orang Indonesia karakternya enggak mudah ke rumah sakit, karakternya ngobatin sendiri, tinggal di dalam rumah, bukan ke rumah sakit," ujar Dicky pada Health Liputan6.com, Jumat (18/2/2022).

"Nah ini yang harus dipahami. Sehingga kunjungan rumah, active case finding harus aktif dilakukan karena kalau tidak nanti kematian di rumah banyak," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan BOR masih terkendali. Meskipun, kasus covid-19 terutama varian Omicron telah melebihi kasus harian varian Delta.

 


Belum Capai Puncak

Sejumlah pasien Covid-19 saat menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/12/2021). Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus Covid-19 varian Omicron dari pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dick sendiri menilai Indonesia belum mencapai titik puncak gelombang varian Omicron. Untuk itu ia meminta pemerintah punya langkah mitigasi yang tepat.

Apalagi, ada kelompok rawan seperti para lansia dan komorbid yang belum mendapat vaksinasi.

"Ini yang berbahaya dan harus dimitigasi. Ini trennya belum melewati puncak juga, baru akan untuk potensi-potensi ledakan. Sehingga harus segera dicegah (kenaikan kasusnya)," kata Dicky.


Infografis

Infografis 8 Fakta Covid-19 Varian Omicron (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya