Top 3: Kata Dubes Jose Tavares Soal Perang NATO Vs Rusia Bisa Bikin Kiamat Disorot

Komentar Duta Besar Indonesia untuk Rusia di Moskow, Jose Tavares soal krisis antara Rusia-Ukraina jadi sorotan pembaca kanal Global Liputan6.com.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Feb 2022, 13:32 WIB
Dubes RI untuk Rusia Jose Tavares mengatakan tidak ada larangan bagi warga Rusia membahas isu politik sensitif, termasuk krisis Ukraina (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta Komentar Duta Besar Indonesia untuk Rusia di Moskow, Jose Tavares soal krisis antara Rusia-Ukraina jadi sorotan pembaca kanal Global Liputan6.com hari ini. Dalam sebuah wawancara dengan tim Liputan6.com, ia mengatakan perihal terkait permintaan Rusia supaya ada jalan tengah mengenai kebijakan keamanan di Eropa.

Merespons hal tersebut, Dubes Jose Tavares mengingatkan perang yang terjadi bisa memicu kiamat, serta kehancuran pasti bagi yang terlibat.

Selain itu, kabar lain yang jadi sorotan adalah perihal Jerman bakal masuk daftar negara yang mulai melonggarkan sebagian besar kebijakan pembatasan terkait COVID-19. Rencananya aturan tersebut berlaku mulai 20 Maret 2022 mendatang, sementara tingkat infeksi akibat Varian Omicron menurun.

Isu lainnya yang juga mencuri perhatian adalah soal efek samping vaksin COVID-19 kepada anak kembali jadi perbincangan. Di mana Kementerian Kesehatan RI telah menegaskan bahwa risikonya termasuk rendah.

Selengkapnya dalam Top 3 Global edisi Sabtu (19/2/2022) berikut ini:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1. Dubes Jose Tavares: Perang NATO Vs Rusia Bisa Bikin Kiamat

Dubes RI untuk Rusia Jose Tavares. Ia baru menjabat pada Desember 2020. Dok: Kemlu

Duta Besar Indonesia untuk Rusia di Moskow, Jose Tavares menjelaskan, permintaan Rusia perlu disimak negara-negara barat, supaya ada jalan tengah mengenai kebijakan keamanan di Eropa. Dubes Tavares juga menjelaskan alasan Rusia khawatir pada NATO di Ukraina.

"Dengan adanya keanggotaan NATO semakin dekat ke perbatasan (Rusia) ... itu membawa konsekuensi penempatan persenjataan rudal-rudal, missile defence system, di perbatasan yang dekat dengan kota-kota besar, termasuk Moskow dan Saint Petersburg. Jadi kalau ditembakan, apalagi yang hypersonic, hanya beberapa menit sampai di Moskow," ujar Dubes Jose kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu (19/2/2022).

Menurut Dubes Lyudmila Vorobieva, keributan yang terjadi hanyalah "histeria" dari negara-negara barat. Namun, ketegangan di Ukraina memang memunculkan diskusi tentang "Perang Dunia III" yang berisiko terjadi.

Merespons hal tersebut, Dubes Jose Tavares mengingatkan perang yang terjadi bisa memicu kiamat, serta kehancuran pasti bagi yang terlibat. 

Selengkapnya di sini... 


2. Meski Ada Risiko Penularan COVID-19, Jerman Terapkan Pelonggaran Per 20 Maret 2022

Orang-orang mengenakan masker yang menjadi mandat di stasiun kereta bawah tanah di pusat kota Essen, Jerman, Rabu (12/1/2022). Jerman pada Rabu melaporkan lebih dari 80.000 kasus corona covid-19 dalam sehari yang merupakan tertinggi sejak pandemi. (AP Photo/Martin Meissner)

Jerman bakal masuk daftar negara yang mulai melonggarkan sebagian besar kebijakan pembatasan terkait COVID-19. Rencananya aturan tersebut berlaku mulai 20 Maret 2022 mendatang, sementara tingkat infeksi akibat Varian Omicron menurun.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (18/2/2022), Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Rabu 16 Februari mendukung rencana yang akan menghapus kebanyakan pembatasan itu dalam tiga tahap, dan menyebut tanggal 20 Maret sebagai “hari kebebasan.”

Baca di sini selengkapnya...


3. Efek Samping Vaksin COVID-19 kepada Anak Jauh Lebih Rendah

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada anak di Pospol Polsek Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (6/1/2022). Vaksinasi dilakukan guna mendukung tercapainya target nasional vaksinasi anak sebanyak 26 juta di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Isu efek samping vaksin COVID-19 kepada anak kembali jadi perbincangan. Namun, Kementerian Kesehatan telah menegaskan bahwa risikonya termasuk rendah.

Efek samping vaksin COVID-19 atau Risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak usia 6-11 cenderung lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.

“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” kata Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari, seperti dikutip situs Kemenkes, Jumat (18/2/2022).

Klik di sini untuk lanjutannya...


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya