Putus Penyebaran Covid-19, BNPB Bagikan Satu Juta Masker di Jabar

Sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal membagikan total satu juta masker.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 20 Feb 2022, 12:00 WIB
Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Suharyanto membagikan masker kepada masyarakat di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (12/2/2022) sore. (Dok BNPB)

Liputan6.com, Bandung - Sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal membagikan total satu juta masker. Adapun program pembagian masker secara nasional, akan terus dilakukan hingga Mei 2022 mendatang dengan target 15 juta masker.

"Tidak menutup kemungkinan besok atau lusa jika Pemprov Jawa Barat, Kota Bandung, Kodam III/Siliwangi, dan Polda Jabar, seandainya ingin kembali membagikan masker lagi, kami dari BNPB siap untuk mendukung penyediaan maskernya,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Bandung, Sabtu (19/2/2022).

Di Kota Bandung, BNPB membagikan masker dengan blusukan ke 20 titik. Total, ada 200 ribu masker yang dibagikan kepada warga.

"Masing-masing titik 10 ribu masker, jadi totalnya ada 200 ribu masker yang dibagikan hari ini. Namun tidak menutup kemungkinan bisa ditambah sesuai kebutuhan jika nanti diperlukan," ujar Suharyanto.

Menurut Suharyanto, program pembagian masker secara nasional, akan terus dilakukan hingga Mei 2022 mendatang dengan target 15 juta masker. Terkait sasaran wilayah, jumlahnya akan disesuaikan dengan jumlah kasus konfirmasi positif di masing-masing wilayah.

“Sampai dengan Mei 2022, targetnya 15 juta masker atau 3 juta masker per bulan. Tapi tidak dibagi secara merata karena tentu kita lihat jumlah kasus konfirmasi positif di setiap  daerah. Jika angkanya tinggi maka kita akan datangi dan prioritaskan,” tuturnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini


Jabar Urutan Tertinggi Kasus Covid di Indonesia

Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 pada warga dalam program vaksinasi massal Covid-19 di PMI Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/08/2021). PMI Kota Bekasi bekerjasama dengan Puskesmas Marga Jaya melaksanakan vaksinasi Covid-19 secara massal untuk 2000 peserta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

BNPB mencatat, Provinsi Jabar menduduki urutan tertinggi penambahan kasus harian Covid-19 dalam periode tiga hari terakhir. Merujuk pada laman covid19.go.id per 18 Februari 2022, kasus aktif Covid-19 di Jabar mencapai 157.321, disusul DKI Jakarta dengan 77.291, dan Banten mencapai 68.225.

"Kita ketahui bersama, tiga hari terakhir Jabar menduduki rangking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif. Tapi itu jangan menjadikan kita semua kecil hati, yang penting kita segera bersiap untuk kembali bekerja keras sehingga Jabar dapat kembali kondusif," kata Suharyanto.

Suharyanto menuturkan, Covid-19 di Indonesia sampai awal 2022 ini masih menunjukkan tren kenaikan. Termasuk varian Omicron yang menyebabkan penularan semakin tinggi.

"Trennya seperti itu sekarang, yang mulai ada penurunan adalah DKI, Banten, dan Bali. Sedangkan yang sedang naik Jabar, Jateng, Jatim, Jogja, dan provinsi di luar Jawa," ucapnya.

Adapun puncak kasus konfirmasi Covid-19 saat ini sudah melebihi gelombang dua atau sekitar Juni 2021  di mana Indonesia menghadapi puncak varian delta. Kendati demikian, Suharyanto menyatakan jika varian Omicron tidak memiliki fatalitas yang tinggi.

"Saat varian Delta naik, kasus konfirmasinya 56 ribu per hari dan yang meninggal 2.000 lebih. Namun, saat ini kasus konfirmasi nasional 64 ribu dan yang meninggal dibawah 250 orang," tuturnya.

"Artinya, memang dari segi kefatalan virus varian Omicron ini tidak seberbahaya Delta meski banyak juga yang meninggal," ujar Suharyanto.


Jangan Kendor Vaksinasi

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Untuk mengurangi penyebaran Covid-19, Suharyanto mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan patuh menjalankan protokol kesehatan.

"Harus vaksin, karena ini adalah benteng utama kita melawan virus. Tapi tidak berarti kalau sudah vaksin, maka virus tidak bisa masuk? Tidak, virus tetap bisa masuk," ujarnya.

"Utama adalah penegakkan prokes, itu harga mati. Jadi supaya kita bisa melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat Jabar secara umum. Mari kita menjaga diri kita dengan menegakkan prokes," kata Suharyanto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya