Liputan6.com, Jakarta - "Berbagi makanan tidak perlu menunggu berkelimpahan rezeki. Barang siapa yang memberi makanan kepada seorang mukmin hingga kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain."
Berlatar belakang itu kemudian lahir Kantin Umare yang berjalan di tengah pandemi. Aresdi Mahdi Asyanthry, pendiri Kantin Umare dan CEO Glek mengatakan, semua itu ia lakukan semata berharap pahala yang mengalir untuk kedua orangtuanya.
Baca Juga
Advertisement
"Nama Umare sendiri adalah singkatan dari nama ortu CEO Glek, almarhum Umar Said Asyathry dan almarhumah Endang Sudartini," Aresdi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 15 Februari 2022.
Kantin Umare berkonsep makan layak dengan harga yang terjangkau, Rp2.000 untuk satu porsi. Biaya tetap dikenakan untuk menjaga kehormatan makanan karena pembeli tidak menerima makanan itu secara gratis.
"Nantinya, pembeli tidak sungkan untuk datang setiap hari dan mengedukasi mereka untuk berbagi kembali," ujarnya.
Dilihat dari Instagram @glek.id, Rabu, 16 Februari 2022, dengan Rp2 ribu, pembeli mendapatkan satu paket makanan lengkap seperti mi, ayam, tempe, dan lainnya. Dilengkapi dengan minuman seperti air mineral atau pilih minuman dari menu glek.
Ia menyebut kegiatan berbagi makanan dan minuman dengan harga Rp2.000 itu terinspirasi dari Rasulullah SAW. Di samping itu, ia juga merujuk dari beberapa pendahulu sebelumnya seperti Adit pemilik Warung Makan Ciangsana, Babah Alun pemilik Nasi Kuning Rakyat Indonesia, dan Sekolah Relawan pendiri Warung Makan Rakyat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Donasi Lauk Pauk
Kantin itu berlokasi di Jakarta Selatan, tepatnya di Gang Langgar II No. 102, RT.4/RW.3, Kebagusan, Jakarta. Kantin dibuka mulai pukul 11.00 siang hingga makanan dan minuman habis. Penjualnya adalah karyawan Glek yang sukarela bergantian melayani pelanggan setiap hari.
"Glek sendiri mendapat donasi langsung berupa lauk pauk dan nasi sehingga lebih transparan. Kami juga menggunakan dana sendiri untuk berbagi di kantin ini. Jadi, dapat pastikan tidak akan ada dana mengendap karena setiap hari kami habiskan untuk lauk," imbuh CEO Glek itu.
Dengan bantuan itu, ia berharap para pejuang keluarga menyimpan uangnya untuk keluarga di rumah. Karena pendapatan yang tidak menentu itu, mereka dapat menikmati kebaikan yang diberi pihak kantin. Pejuang keluarga itu seperti ojol, petugas kebersihan, pemulung, dan duafa.
Advertisement
Pengalaman Berkesan
Bagi Aresdi, bertemu dengan banyak orang, terutama masyarakat yang membutuhkan memang jadi pengalaman berkesan. Di balik itu semua ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi. "Tantangannya harus selalu memastikan makanan cukup untuk semua yang mampir," ujarnya.
Menurutnya, kunci bertahan di tengah pandemi adalah mengurangi biaya semaksimal mungkin dan menambah alokasi untuk sedekah. Berjalan di tengah pandemi juga harus beradaptasi dengan memberikan batas antrian dan dapat dibungkus agar pembeli tidak berkumpul untuk makan di kantin itu.
"Kami terus berupaya untuk memberitahukan kepada masyarakat luas tentang keberadaan kantin ini. Ada pun program lain yang sedang direncanakan oleh tim untuk memperbanyak titik kantin," imbuhnya.
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Advertisement