Liputan6.com, Jakarta Pemkab Magetan Jawa Timur gencar mengkampanyekan gerakan makan telur kepada masyarakat. Gerakan tersebut juga bagian dari bentuk sikap masyarakat melihat turunnya harga telur.
Diketahui, Magetan menjadi salah satu daerah yang memiliki banyak ayam petelur. Kondisi tersebut yang memotivasi pemda setempat untuk tidak putus asa menjual telur meski harga sedang turun.
Tercatat seluruh peternak yang tersebar di wilayah Magetan sebanyak 1.200 peternak telur. Dari jumlah tersebut, 1000 diantaranya merupakan peternak telur berskala kecil.
Baca Juga
Advertisement
"Ini sebagai langkah awal kita untuk bisa menyerap pasokan telur yang melimpah supaya harga telur tidak semakin turun," ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan Nur Haryani, Sabtu (19/2/2022).
Dia menjelaskan, selain untuk menyerap pasokan telur yang melimpah serta membantu peternak ayam ras. Gerakan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat Magetan.
Dia mengatakan, telur memiliki banyak kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Salah satunya efeknya bisa meningkatkan imunitas tubuh manusia.
"Sekarang ini kan lagi pandemi Covid-19 jadi langkah ini sangat pas, karena dengan mengkonsumsi telur maka imunitas tubuh pun akan tetap terjaga," ucapnya.
Untuk harga telur ras di pasar tradisional Magetan saat ini di harga Rp 18.000 sampai dengan Rp 19.000 per kilogram. Harga tersebut mengalami penurunan, karena sebelumnya harga telur di pasar tradisional sebesar Rp 20.000 per kilogram.
"Dengan gerakan gemar makan telur ini juga sebagai upaya kami mendorong ekonomi lokal Magetan," ujarnya.
Saat ini jumlah populasi ayam ras petelur yang produktif di Magetan mencapai dua juta ekor. Sedangkan, jumlah produksi telur harian di Kabupaten Magetan mencapai 60 ton.
Dengan kemampuan serapan harian 20 ton untuk daerah setempat dan 40 ton lainnya dipasarkan ke luar wilayah Magetan.
"Langkah ini sebagai ikhtiar kami untuk menjaga perekonomian Magetan di tengah masa pandemi yang masih terus melanda," ujarnya.