Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta kepada seluruh pengelola penginapan atau homestay di Desa Gili Tramena, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi. Untuk itu, Sandiaga Uno pun menyediakan bimbingan teknis (bimtek) peningkatan kapasitas pengelola homestay.
“Ini agar para pengelola dapat memperkuat keberadaan homestay di destinasi super prioritas (DSP), mampu mengoptimalkan fungsi hunian, serta mampu memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan standar internasional,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (20/2/2022).
Dengan kualitas yang mumpuni ini diharapkan bisa memuaskan wisatawan sehingga meningkat berdampak pula pada peningkatan length of stay. Dengan begitu, kebangkitan dan pemulihan ekonomi pun bisa terwujud.
"Ini juga bentuk peningkatan SDM kita agar pengelolaan sarana hunian wisata atau homestay, walaupun mungkin ada hotel-hotel berbintang, tapi homestay-homestay ini juga akan gemilang. Dan ide-ide inovatif seperti pemasaran melalui sarana bundling atau teknologi online, digital akan juga kita lakukan," katanya.
Melalui kegiatan bimtek pengelolaan homestay yang diikuti oleh 50 peserta, Menparekraf berharap pemerataan dari segi kebangkitan dan kepulihan ekonomi."Pelatihan ini kita harapkan menjadi lokomotif untuk kepulihan sektor parekraf dan kebangkitan ekonomi," ujar Sandiaga.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rumus 6a+Simpati
Sementara, Dosen Poltekpar Lombok, Yoshua Richard Agustinus, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, yang terdiri dari 1.704 pulau, dan salah satunya Pulau Gili Trawangan yang menjadi daya tarik wisata di Lombok, NTB.
Untuk itu, perlu adanya keterampilan SDM yang berkualitas dalam melayani wisatawan yang datang. Terlebih, fokus pariwisata ke depan mengusung konsep sustainable tourism. Dimana pembangunan dan pengelolaan Sarhunta (Sarana Hunian Pariwisata) atau homestay masuk ke dalam konsep tersebut.
Oleh karena itu, rumus 6a+Simpati perlu dilakukan dalam pengelolaan homestay agar hospitality meningkat. Diantaranya, attitude, dimana sikap ramah dan penuh perhatian harus dimiliki oleh pengelola, seperti salam selamat pagi dengan senyuman. Attention, memperhatikan kebutuhan tamu.
Kemudian, action, perhatian yang diiringi dengan tindakan yang nyata. Ability, kemampuan dalam melayani tamu, seperti merapikan kamar sesuai dengan standar hotel. Accountability, tanggung jawab terhadap tamu. Affirmation, selalu berfikir positif. Dan terakhir, sympathy, belajar merasakan apa yang tamu rasakan.
"Jadikan tamu sebagai keluarga. Jika tamu kita anggap sebagai keluarga, maka layanan prima yang diberikan akan keluar dengan sendirinya dari hati, sehingga nantinya tamu akan merasa nyaman dan akan datang kembali. Oleh karena itu, hospitality harus dijadikan senagai budaya kita dalam melayani tamu," tuturnya.
Advertisement