[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama : 4 Aspek jadi Pertimbangan Negara yang Melonggarkan Restriksi

Sejumlah negara menyebut 'dirinya' sudah memasuki masa endemi COVID-19

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 20 Feb 2022, 21:00 WIB
Penulis 'Omicron, Penularan di Masyarakat dan Kombinasi Berbagai Mutasi' adalah Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes RI (Foto: Dokumen Pribadi Prof Tjandra Yoga Aditama)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa negara yang mulai amat melonggarkan restriksi dan bahkan menyebut sebagai endemi, tampaknya pada dasarnya mempertimbangkan empat aspek kesehatan di negara mereka:

1. Puncak kasus karena Omicron sekarang ini sudah terlewati, dan kasus mereka sekarang menurun.

2. Jumlah yang vaksinasi COVID-19 lengkap sudah banyak sekali, dapat lebih dari 80 persen penduduk negara itu.

3. Jumlah rakyatnya yang mendapat vaksin booster juga sudah cukup banyak.

4. Fasilitas pelayanan kesehatan amat siap untuk menghadapi kalau kalau ada gejolak peningkatan kasus COVID-19.

Dalam hal ini tentu tetap perlu diwaspadai kemungkinan adanya varian atau jenis baru di masa datang, yang bukan tidak mungkin akan mengubah kebijakan yang sudah dibuat.

Prof Tjandra Yoga Aditama


Delmicron ke Deltacron

Pada Desember 2021 media memberitakan tentang Delmicron, yang tadinya disebut-sebut sebagai gabungan dari varian delta dan varian Omicron. Ternyata hal ini tidak benar.

Istilah Delmicron hanyalah bermula dari keterangan Dr Shashank Joshi, salah seorang anggota satgas dari negara bagian Maharashtra di India yang kebetulan diwawancara media, bukan dalam bentuk tulisan ilmiah.

ni bukanlah varian baru, dan nampaknya tetapi merujuk pada kemungkinan pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron.

Otoritas berwenang di India termasuk yang ternama seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron, juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apapun di India, juga tidak ada penjelasan dari pakar lain yang menyebutkan tentang Delmicron Situasinya berbeda dengan yang hari-hari di bulan Februari 2022 ini banyak dibicarakan, yaitu varian baru Deltacron, yang memang dilaporkan oleh badan resmi kesehatan Inggris “United Kingdom Health Security Agency (UKHSA)”.


Sempat dianggap pencemaran laboratorium

Sekuen dari 25 varian Deltacron bahkan sudah dikirim ke GISAID pada 7 Januari 2022. Sebenarnya varian Deltacron mula-mula dilaporkan di Siprus tahun yang lalu, tapi waktu itu banyak yang menganggapnya sebagai pencemaran di laboratorium saja.

Tetapi sekarang memang dilaporkan adanya varian hibrid Deltacron ini, yang disebut sebagai BA.1 + B.1617.2.

Di Inggris varian ini dimasukkan ke dalam “variant surveillance report”. Ada dugaan varian baru ini terbentuk pada seseorang yang tertular dua varian ini sekaligus, belum jelas apakah terjadi di Inggris atau merupakan kasus impor ke negara itu. 

Di sisi lain, WHO pada awal Januari 2022 nampaknya ini baru menyebutkan bahwa memang mungkin saja seseorang terserang beberapa varian sekaligus, seperti juga mungkin saja seseorang terinfeksi COVID-19 dan juya pada saat yang sama terinfeksi Flu. 

Sejauh ini belum ada informasi resmi dari UKHSA tentang kemungkinan penularan dan berat ringannya varian baru ini, walaupun ada pendapat beberapa pakar. Nampaknya kita masih perlu menunggu beberapa waktu kedepan.

 

 

**Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia TenggaraMantan DirJen P2P dan Mantan Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan


Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya