Wagub DKI: Volume Sampah Sungai di Jakarta Melebihi Besarnya Monas

Wagub DKI, Ahmad Riza Patria mengungkapkan bahwa sampah sungai di Jakarta pada periode Oktober-Desember 2021 mencapai 121.433,53 meter kubik, 2,5 kali besarnya Monas.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 20 Feb 2022, 17:24 WIB
Petugas UPK Badan Air DLH Provinsi DKI Jakarta mengangkut sampah sungai memakai alat berat di TPSS Perintis Kemerdekaan, Jakarta, Selasa (16/2/2021). TPSS Perintis Kemerdekaan jadi penampungan sementara sampah sungai di Jakarta Timur, Selatan, Pusat, dan Kelapa Gading. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengungkapkan bahwa volume sampah yang diangkut dari sungai di Ibu Kota pada Oktober hingga Desember 2021 mencapai 121.433,53 meter kubik.

Jumlah sampah sungai di Jakarta itu melebihi luas kawasan Monumen Nasional (Monas) yang mencapai 80,3 hektare dan tinggi 132 meter.

"Usut punya usut, akumulasi volume sampah di sungai selama tiga bulan itu jika diumpamakan ternyata bisa melebihi besarnya Monas," kata Riza Patria melalui akun instagram @arizapatria di Jakarta, Minggu.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta selama periode Oktober hingga Desember 2021, volume sampah yang diangkut dari sungai di Ibu Kota itu setara 2,5 kali bangunan Monas.

Riza melanjutkan, tumpukan sampah di Jakarta menjadi salah satu alasan utama penyebab banjir. Sebagian besar sampah yang ditemukan di sungai Jakarta adalah plastik.

Politikus Gerindra itu pun mengajak warga Jakarta untuk tidak membuang sampah di sungai. Dia juga mengajak masyarakat ikut berpartisipasi mengelola dan memilah sampah dimulai dari rumah tangga.

"Sungai itu bukan tempat sampah. Mari, kita buang sampah pada tempatnya agar sungai sebagai pengendali banjir bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal," ucap Riza, seperti dikutip dari Antara.

Riza menuturkan bahwa 13 sungai yang membelah Jakarta juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Apabila dipenuhi sampah, maka sungai akan semakin sulit menjalankan fungsinya sebagai pengendali banjir.


Jakarta Hasilkan 7.424 Ton Sampah per Hari

Antrean truk sampah dari Jakarta saat akan menurunkan muatan di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/3). Jumlah sampah yang masuk TPST Bantar Gebang mencapai 7.400 ton per hari. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI mencatat volume sampah yang dihasilkan Jakarta mencapai 7.424 ton per hari. Sampah-sampah tersebut dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.

Sampah dari Jakarta itu didominasi sisa makanan (53 persen), plastik (9 persen), residu (8 persen), kertas (7 persen), dan lain-lainnya.

Sedangkan daya tampung TPST Bantar Gebang menyisakan sekitar 10 juta ton dari total kapasitas 49 juta ton.


Berencana Bangun 4 ITF di Jakarta

Alat berat mengangkut sampah di area proyek Fasilitas Pengolahan Sampah Terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta, Selasa (12/2). Hingga kini ITF Sunter belum dimulai pembangunannya. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Untuk diketahui, Pemprov DKI Jakarta telah bersepakat dengan Pemkot Bekasi untuk memperpanjang kerja sama pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang selama lima tahun atau hingga 2026.

Di sisi lain, DKI juga berencana membangun empat "Intermediate Treatment Facility" (ITF) di dalam kota untuk mengurangi ketergantungan TPST ke Bantar Gebang.

Salah satu ITF tersebut adalah ITF Sunter Jakarta Utara yang ditargetkan mampu mengolah sampah 2.200 ton per hari dan dapat mengurangi 30 persen sampah Jakarta yang setiap harinya dikirim ke Bantar Gebang

BUMD DKI, PT Jakarta Propertindo melalui anak usahanya PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) sudah memasuki pelaksanaan pra konstruksi fasilitas pengelolaan sampah antara atau ITF di Sunter yang sebelumnya ditarget akhir 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya