Liputan6.com, Seoul - Capres oposisi di Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, menyorot potensi aksi provokasi Korea Utara. Yoon khawatir Korea Utara akan ikutan provokatif di tengah konflik yang terjadi di Ukraina.
Ia melihat hal itu bisa terjadi karena Amerika Serikat dan sekutunya sedang fokus ke Eropa.
Baca Juga
Advertisement
"Korea Utara mungkin melakukan provokasi strategis seperti uji rudal balistik interkontinenal, atau provokasi lokal di dekat perbatasan," ujar Yoon melalui Facebook, dikutip Yonhap, Senin (21/2/2022).
Mantan jaksa agung Korea Selatan itu menyarankan agar negaranya memperkuat kerja sama dengan AS untuk menjadi pencegahan aksi provokasi Korea Utara dalam hal nuklir dan misil.
Selain itu, tokoh oposisi tersebut juga menyerukan agar warga Korsel di Ukraina bisa aman.
"Krisis Ukraina bukanlah hal yang terkait dengan kita," ujarnya. "Apa yang urgent adalah keselamatan rakyat kita yang berada di Ukraina. Pemerintah mesti secepatnya mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan mereka."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pilpres 2022 di Pandemi COVID-19
Pemilihan presiden Korea Selatan akan digelar pada 9 Maret 2022. Presiden Moon Jae-in dari Partai Demokrat akan meletakkan jabatannya setelah dua periode berkuasa.
Yoon Suk-yeol adalah kandidat dari Partai Kekuatan Rakyat (Gungminuihim). Ia sebelumnya adalah jaksa agung yang berperan dalam menuntut Presiden Park Geun-hye yang korupsi.
Partai Demokrat mengandalkan mantan Gubernur Provinsi Gyeonggi, Leee Jae-myung, sebagai capres mereka. Provinsi Gyeonggi adalah daerah strategis yang mengelilingi wilayah ibu kota Seoul.
Ada seorang wanita di pilpres Korsel, yakni politisi-aktivis Sim Sang-jung yang berasal dari Partai Keadilan. Satu kandidat lainnya adalah dokter sekaligus pengusaha Ahn Cheol-soo dari Partai Rakyat.
Advertisement