Liputan6.com, Beijing - Minggu 20 Febaruari 2022 malam China memadamkan api Olimpiade Musim Dingin. Hal itu pertanda berakhirnya Olimpiade yang akan dikenang karena tindakan anti-COVID-19 yang ekstrem dan kemarahan atas skandal doping yang melibatkan peseluncur Rusia, Kamila Valieva, usia 15 tahun.
Presiden China Xi Jinping hadir dalam upacara penutupan yang bertema kepingan salju di Stadion Sarang Burung.
Advertisement
Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach menggambarkan Olimpiade Beijing 2022 sebagai "benar-benar luar biasa" sebelum menyatakan pertandingan itu ditutup.
Upacara penutupan Minggu malam dipuncaki pertunjukan kembang api 90 detik, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (21/2/2022), menampilkan tulisan "satu dunia, satu keluarga," diikuti nyanyian lagu "Auld Lang Syne." Dalam upacara itu, Bach memuji China dan mengimbau persatuan serta akses universal ke vaksin COVID-19.
Olimpiade Beijing, yang berlangsung dalam pengawasan yang ketat, adalah Olimpiade kedua dalam enam bulan yang sepi dari kemeriahan karena COVID-19.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sarat Politik
Acara itu juga sarat politik. Beberapa negara memboikotnya karena catatan hak asasi manusia negara itu dan kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara pembukaan untuk menunjukkan solidaritas terhadap Xi, menentang Barat.
Namun, China terhindar dari protes memalukan oleh pesaing atas perlakuannya terhadap minoritas Muslim Uighur atau apa pun, dan akses ribuan jurnalis asing terbatas sehingga tidak dapat melaporkan lebih luas.
Advertisement