Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah NFT dari pengguna OpenSea dilaporkan telah dicuri melalui sebuah serangan siber. Menurut data dari situs PeckShield, ada 254 NFT yang dicuri dalam serangan ini, termasuk yang berasal dari dari Decentraland dan Bored Ape Yacht Club.
Mengutip informasi dari The Verge, Senin (21/2/2022), serangan ini berdampak pada sekitar 32 pengguna. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, nilai NFT yang dicuri ini mencapai lebih dari USD 1,7 juta.
Advertisement
Adapun nilai tersebut diketahui dari nilai ETH dalam wallet akun pencuri yang menjual kembali NFT curiannya.
Terkait serangan ini, CEO OpenSea, Devin Finzer melalui akun Twitternya menjelaskan bahwa ini merupakan serangan phishing. Jadi, ia memastikan serangan terjadi bukan karena kerentanan yang ada di situs OpenSea.
"Kami tidak percaya serangan ini berhubungan dengan situs web OpenSea. Tampaknya 32 penggguna (yang menjadi korban) telah menandatangani payload berbahaya, lalu beberapa NFT mereka akhirnya dicuri," tulis akun @dfinzer.
Lebih lanjut ia menjelaskan, serangan ini sudah tidak aktif lagi. Selain itu, beberapa NFT yang dicuri juga sudah dikembalikan.
Kendati demikian, menurut Devin, OpenSea belum bisa memastikan situs web yang menipu pengguna untuk menandatangani pesan berbahaya. Ia pun menyarankan pengguna untuk selalu memastikan telah benar-benar masuk ke situs resmi OpenSea ketika menandatangani pesan.
Pengguna yang merasa terdampak serangan ini dan mungkin belum masuk dalam daftar diminta untuk bisa menghubungi OpenSea. "Jadi, kami bisa menyelidikinya secara menyeluruh," tulis Devin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
80 Persen Konten NFT di OpenSea Karya Plagiat
Sebelumnya, OpenSea sebagai marketplace peer-to-peer NFT buatan Devin Finzer dan Alex Atallah ini dituding telah menjadi sarang pelaku kejahatan.
Pihak OpenSea mengakui tentang seberapa banyak aktivitas pemalsuan, plagiat, dan penipuan pada platform mereka.
“Lebih dari 80 persen NFT yang dibuat dengan tool ini adalah karya plagiat, koleksi palsu, dan spam,” kata OpenSea di utas Twitter.
Dikutip dari Vice, Sabtu (5/2/2022), hampir semua NFT yang dibuat menggunakan tool gratis di platformnya adalah hasil karya bajakan atau plagiat.
Advertisement
OpenSea Sedang Persiapkan Solusi
Hal ini diungkap OpenSea setelah perusahaan urung membatasi 50 item dapat dipakai secara gratis untuk membuat karya NFT di platformnya.
Meski ditentang oleh sejumlah pengguna, OpenSea berjanji akan mencari solusi untuk mencegah aksi penipuan serupa di masa mendatang.
“Selain membalikkan keputusan, kami sedang mengerjakan sejumlah solusi untuk memastikan kami mendukung pembuat konten sambil menghalangi pelaku jahat,” kata OpenSea.
(Dam/Ysl)