Liputan6.com, Jakarta - Para perajin atau produsen tahu tempe di Jabodetabek dan Jawa Barat melaksanakan mogok produksi selama 3 hari. Mogok produksi tahu dan tempe tersebut berlangsung mulai hari ini, Senin 21 Februari 2022 hingga 23 Februari 2022.
Hal itu disampaikan Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta dan Puskopti Jawa Barat dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani pada 13 dan 14 Februari 2022 lalu.
Aksi mogok jualan tahu dan tempe ini sebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai impor sebagai bahan baku masih tinggi.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, salah satu pedagang sayuran keliling di Cianjur Jawa Barat, Ayat (60) mengatakan per hari ini kesulitan mendapatkan tahu dan tempe saat belanja ke pasar.
“Di pasar pas belanja hari ini rebutan sama pembeli tahu tempe lainnya,” kata ayat kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).
Ayat mengungkapkan, kata penjual tahu dan tempe di pasar, untuk hari esok belum tentu akan tersedia. Lantaran, para produsen tahu dan tempe akan melakukan demo. Oleh karena itu tahu dan tempe mulai langka.
“Nah, nggak tahu kapan katanya besok bakal engga ada. Katanya mau pada demo yang bikinnya,” ucap Ayat.
Baca Juga
Advertisement
Ukuran Jadi Mini
Namun, penjual tahu dan tempe mengungkapkan kepada Ayat, tahu dan tempe akan ada tapi ukurannya akan dikurangi menjadi lebih kecil dari biasanya. Begitupun sebaliknya, jika ukuran tahu dan tempe tetap maka harga akan dinaikkan.
“Iya kata penjual pasar, kalo pengen harganya tetap maka ukurannya (tahu dan tempe) dikecilin. Kalo ingin bentuknya sama, ya harganya dinaikkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, membenarkan informasi terkait rencana aksi mogok produksi dan dagang yang akan dilakukan para pengrajin tahu tempe selama 3 hari.
“Benar tanggal 21, 22 dan 23 Februari 2022, mogok produksi tempe tahu dan mogok dagang, ” kata Aip kepada Liputan6.com, Senin (14/2/2022).
Aip menyebutkan saat ini harga bahan baku kedelai dikisaran Rp 11.000 per kg. Harga tersebut memang merupakan harga rata-rata yang ditetapkan Akindo untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp10.500 – 11.500/kg. Harga tersebut akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia.
Advertisement