Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan laba tahun berjalan dan pendapatan.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/2/2022), pendapatan XL Axiata tercatat Rp 26,75 triliun pada 2021. Pendapatan tumbuh 2,86 persen dari periode 2020 sebesar Rp 26 triliun.
Beban tercatat Rp 22,76 triliun pada 2021. Realisasi beban itu susut 2,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,37 triliun. XL Axiatamencatat kenaikan beban penjualan dan pemasaran sekitar 42,19 persen menjadi Rp 2,56 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,80 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, perseroan mencatat bebang aji turun dari Rp 1,27 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,07 triliun pada 2021. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 298,80 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 335,21 miliar. Perseroan mencatat keuntungan selisih kurs Rp 9,5 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,8 miliar.
PT XL Axiata Tbk mencatat laba tahun berjalan Rp 1,28 triliun pada 2021, atau naik 246,55 persen dari periode 2020 sebesar Rp 371,59 miliar. Laba bersih per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 121 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 35.
Perseroan mencatat liabilitas jangka pendek meningkat menjadi Rp 20,95 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,85 triliun. Demikian juga liabilitas jangka panjang tercatat Rp 31,79 triliun pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 29,75 triliun.
Ekuitas XL Axiata naik menjadi Rp 20,08 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,13 triliun.
Total aset naik 7,39 persen menjadi Rp 72,75 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 67,74 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 2,66 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,96 triliun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembangunan Jaringan Genjot Pendapatan
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menuturkan, pihaknya telah membelanjakan capital expenditure (capex) lebih besar pada 2021. Hal ini untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik.
Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar. Sepanjang 2021, capitalized capex meningkat 61,2 persen YoY menjadi Rp 9,92 triliun, Pada 2022, XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama sekitar Rp 9 triliiun.
"Fokus kami bukan untuk merespons persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).
Dian menambahkan, konsolidasi dalam industri akan positif untuk persaingan karena telah menciptakan struktur industri yang lebih seimbang. Ini berarti fokus pelaku pasar mesti lebih tertuju kepada pengalaman pelanggan dari pada memainkan tarif.
“Karena itu, investasi XL Axiata pada jaringan serta digitalisasi menjadi strategi perseroan guna menyajikan customer experience terbaik,” ujar dia.
Advertisement
Laba Tertinggi Sejak 2013
XL Axiata berhasil melalui 2021 yang penuh tantangan dengan baik. Meskipun kompetisi di industri tetap sangat ketat, dan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih sebagai dampak dari pandemi COVID-19, perseroan mampu menjaga performa keuangan. Selain pendapatan yang meningkat, perseroan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp. 1,3 triliun.
Untuk periode kuartal keempat 2021, pendapatan perseroan meningkat 2 persen dibandingkan kuartal ke-3 2021 (QoQ) menjadi Rp 6,96 triliun, dengan Rp 6,5 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan. EBITDA sepanjang 2021 tercatat meningkat sebesar 2 persen (YoY) menjadi Rp 13,28 triliun, dengan margin 50 persen.
Pada 2021, beban biaya operasional meningkat 4 persen (YoY) menjadi Rp 13,47 triliun dari Rp 12,95 triliun pada tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban Biaya Regulasi serta Biaya Penjualan dan Pemasaran.
Selain berhasil mencatatkan laba bersih yang tertinggi sejak 2013, perseroan juga mampu meningkatkan kontribusi pendapatan data menjadi 94 persen, yang tertinggi di industri. Pendapatan data per akhir 2021 tercatat sebesar Rp 23,42 triliun, naik 5,4 persen YoY.
Perseroan juga berhasil menjaga ARPU blended di angka Rp 36 ribu, dengan jumlah pelanggan XL Axiata hingga akhir tahun 2021 ada sebanyak 57,9 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 4 persen YoY menjadi 92 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan perseroan menjaga perkembangan pelanggan yang sehat.
Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat sepanjang 2021. Tercatat, utang kotor meningkat 9,9 persen YoY dan utang bersih meningkat 19,2 persen YoY. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, meskipun turun sebesar -51,3 persen, ke angka Rp 3,37 triliun.
Hal ini karena ada peningkatan belanja modal (capex) untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 70 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.